Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Monorel Terhambat Dianggap Wajar

Kompas.com - 19/02/2014, 11:04 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat transportasi Darmaningtyas berpendapat, cukup wajar jika proyek monorel mengalami hambatan. Hal itu karena pembiayaannya murni tanpa dana pemerintah. Berbeda dengan pembiayaan proyek mass rapid transit (MRT).

"Ya, kalau MRT dananya jelas dari Jepang. Kalau monorel, dananya enggak jelas dari mana. Karena MRT dananya jelas, mereka tinggal melaksanakan saja," kata Tyas kepada Kompas.com, Rabu (19/2/2014).

Groundbreaking mewah yang dilakukan PT Jakarta Monorail, kata dia, awalnya bertujuan untuk menarik minat banyak pihak agar ikut terlibat dalam proyek tersebut. Dengan semakin banyaknya pihak yang terlibat, maka semakin memperlancar jalannya pembangunan.

"Saya kira itu strategi investor saja. Dikiranya, dengan melakukan groundbreaking, ada dukungan dana dari banyak pihak, termasuk dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tapi, kan tidak seperti itu juga," ujarnya.

Groundbreaking monorel Jakarta dilakukan pada 16 Oktober 2013, di depan Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta Selatan. Tak hanya itu, pihak PT Jakarta Monorail juga mengadakan lomba pemberian nama dan logo serta melangsungkan acara peluncuran nama dan logo di Hotel Mulia, dengan bintang tamu Titi DJ.

Namun, saat ini, tak tampak lagi adanya aktivitas pembangunan di kawasan tempat dilakukannya groundbreaking tersebut. Hal itu pun memunculkan dugaan bahwa proyek monorel Jakarta kembali mangkrak.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui, memang ada hambatan pada proyek monorel. Hambatan itu terletak pada perjanjian kerja sama (PKS). Ada tiga syarat yang belum dipenuhi oleh PT JM, dan hal itulah yang menyebabkannya belum menandatangani dokumen proyek tersebut. Tiga syarat itu meliputi financial closing, kajian teknis, dan aspek legal.

Jokowi menolak anggapan bahwa proyek monorel mengalami kegagalan. Menurutnya, meski ada beberapa syarat  yang belum dipenuhi PT JM, perusahaan yang dimiliki oleh Hortus Holdings Limited tersebut telah melakukan beberapa hal, meliputi pembuatan rancangan stasiun dan studi kelayakan tanah. Ia pun yakin PT JM dapat menyelesaikan proyek yang terhenti sejak 2007 tersebut dengan tepat waktu.

Menurut rencana, akan ada dua rute yang dilayani monorel Jakarta. Yang pertama jalur hijau (Kuningan-Gatot Subroto-SCBD-Senayan-Pejompongan-kembali ke Kuningan), yang ditargetkan akan beroperasi pada 2016. Yang kedua ialah jalur biru (Mal Taman Anggrek-Tomang-Cideng-Tanah Abang-Karet-Mal Ambassador-Tebet-Kampung Melayu), yang ditargetkan akan beroperasi pada 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com