Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2014, 13:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi gebrak meja Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat rapat penyediaan armada bus transjakarta diunggah di Youtube. Ada yang mendukung, ada pula yang menyebut pria asal Belitung Timur itu arogan.

Akun resmi Pemprov DKI di Youtube mengunggah video tersebut pada Rabu (12/3/2014) malam. Tercatat, hingga Jumat siang ini, video berjudul "11 Maret 2014 Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki T. Purnama Rapat Penyediaan Armada Bus Transjakarta di Ruang Rapat Wagub" tersebut ditonton 73 ribu kali. 

 
Komentarnya pun mencapai 1.253. Isinya, beragam. Ada yang memuji, ada juga yang mencaci.

Memang beda Ahok sama Jokowi. Kalau Jokowi kerjaannya cuma blusukan sama menyalahkan bawahan. Kalau Ahok kerjaannya menyalahkan bawahan doang.. (Gak ada kerjaan lain koh?) tulis akun Maudy S.

Kemudian dari akun yang bernama Imor Jobs. Dasar Ahok arogan, kalau kasih masukan baik-baik enggak pakai marah gak bisa? Bisanya cuma protes dan marah doang.

 
Sementara itu, pendukung aksi Basuki itu datang dari akun bernama Indri Nie. Ia mempertanyakan suara mikrofon Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Endang Widjajanti yang suaranya kecil.

Suara bu BPKD kok kecil-kecil yah, emangnya beda ya sound-nya? Atau takut kedengeran ngomong apa? Bantai korupsi Pak Ahok!

Jakarta really need you, Pak Ahok. Selanjutnya, akun More Samwell menulis, "Pak Ahok Top deh".

Shakti Bekti berkomentar, Emang enak disemprot, ha-ha-ha.. I miss his angry.. so much.. he-he-he

 
Video berdurasi 1:08:13‎ detik itu menampilkan aksi kemarahan Basuki kepada jajaran pejabat Pemprov DKI. Adapun para pejabat Pemprov DKI yang turut hadir dalam rapat penyerahan bantuan bus oleh swasta itu adalah Asisten Sekda bidang Pembangunan DKI Jakarta Wiriyatmoko, Kepala BPKD Endang Widjajanti, Kepala Dinas Pelayanan Pajak DKI Iwan Setiawandi, Kepala Biro Hukum DKI Sri Rahayu, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Benyamin Bukit, dan Kepala UP Transjakarta Pargaulan Butar Butar.

Kekesalan Basuki itu berawal dari rencana penyumbangan unit bus transjakarta tiga perusahaan swasta kepada Pemprov DKI, yakni Telkomsel, Ti-Phone, dan Roda Mas tertunda hingga lebih dari setengah tahun. Tiap-tiap perusahaan menyumbang sebanyak 10 unit bus transjakarta bermerek Hino. Mereka diharuskan untuk bolak-balik mengurus berkas di BPKD.

Di sisi lain, kebutuhan masyarakat Jakarta akan transportasi massal sebagai alternatif kendaraan pribadi telah mendesak. Tak hanya itu, kekesalan Basuki bertambah saat mengetahui pajak reklame ditarik dari para donor bantuan itu jika memasang produk mereka di tubuh bus. BPKD menjelaskan, penarikan pajak reklame itu agar Pemprov DKI tidak mengalami kerugian negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com