Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjung Puncak Monas Kini Wajib Pakai Gelang

Kompas.com - 18/03/2014, 11:53 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ada yang menarik melihat pengunjung Monas yang sedang antre lift untuk naik ke puncak tugu. Masing-masing dari mereka menggunakan gelang warna warni di pergelangan tangganya.

Rupanya, gelang tersebut wajib digunakan oleh para pengunjung Monas. Menurut Kepala Unit Pengelola Monumen Nasional Rini Hariyani, hal itu sistem antrean baru yang berlaku mulai 3 Maret 2014.

"Sistem antrean ini supaya pengunjung tertib," ujar Rini Hariyani kepada Kompas.com, Selasa (18/3/2014).

Menurut Rini, budaya antre para pengunjung sulit ditangani. Dengan sistem gelang, ia mengharapkan pengunjung menaiki lift sesuai dengan waktu yang tertera pada gelang tersebut. 

Gelang Monas itu memiliki delapan jenis dengan warna berbeda. Setiap gelang bertuliskan PT Sarang Teknik Utama Indonesia sebagai perusahaan yang menangani proyek. Pada jam tersebut juga tertera jam berlaku pengunjung untuk menaiki lift. Mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00, masing-masing satu jam.

"Perkiraan kami 200 per jenis gelang. Jadi, dari jam 08.00 sampai 16.00 lift bisa mengangkut pengunjung 1.600 orang per hari," terangnya.

Proses sistem ini, pengunjung terlebih dahulu membeli tiket masuk di loket pembayaran. Saat transaksi, pengunjung mendapatkan gelang sesuai dengan jam pembelian tiket. Gelang harus dipakai di pergelangan tangan sampai pengunjung menaiki lift. Selanjutnya, gelang dikembalikan ke petugas di dalam lift sebagai tanda sudah sampai di puncak Monas.

Namun, penerapan sistem ini belum berjalan efektif karena cukup banyaknya pengunjung tidak tahu. "Engga tahu. Saya malah baru tahu," ujar Elis, pengunjung Monas. 

Hal senada juga dikatakan Deri, pengunjung Monas yang lain. Sebelumnya, ia pernah berkunjung ke Monas, namun belum ada sistem gelang. Ia mengira, gelang tersebut souvenir dari pengelola Monas kepada pengunjung. Padahal, kata Rini, sejak Oktober 2013 sistem ini telah disosialisasikan di berbagai media.

Kurangnya pemberitahuan sistem ini  membuat jumlah gelang berkurang. Beberapa gelang hilang karena pengunjung tidak peduli dengan pengembalian gelang ke petugas, bahkan membawa pulang gelang tersebut.

"Banyak juga gelang yang putus karena mereka marah gelangnya diminta lagi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com