"Untuk armada truk saat ini ada 823 truk yang usianya di bawah tahun 2002. Sementara yang di atas 2002 ada 506 unit, dengan pengadaan terakhir tahun 2013 sebanyak 92 unit," kata Isnawa melalui pesan singkat, Jumat (11/4/2014).
Isnawa mengapresiasi tambahan sumbangan truk dari pihak swasta. Ia yakin, sumbangan truk-truk sampah tersebut dapat membantu peremajaan truk sampah di Ibu Kota. "Diharapkan dengan peremajaan truk dari dinas dan bantuan pihak swasta ini akan mengoptimalkan layanan pengolahan sampah," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Isnawa, Pemprov DKI juga berharap warga mengembangkan program bank sampah dan menerapkan konsep 3R, yakni reuse, reduce, recycle (menggunakan ulang, mengurangi penggunaan, dan mendaur ulang) di lingkungan masing-masing.
"Kita harapkan agar komunitas masyarakat bisa terus mengembangkan bank sampah dan konsep 3R. Saat ini sudah ada sekitar 120 bank sampah dan 220 titik 3R di seluruh wilayah Jakarta," kata Isnawa.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa Kota Jakarta butuh sekitar 700 truk sampah. Hal itu disampaikan Basuki saat menerima sumbangan empat truk sampah dari Taipei Economic and Trade Office (TETO) di kantor Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (11/4/2014).
"Jumlah truk sampah di seluruh Jakarta idealnya 700-an unit. Sekarang truk-truk sampah sudah pada jelek. Kita rencananya mau beli 300-400 unit, ditambah yang dari sumbangan pihak swasta, mudah-mudahan nanti cukuplah," kata Basuki.
Basuki sendiri sangat mengapresiasi bantuan dari TETO tersebut. Selain dari TETO, kata dia, Pemprov DKI juga direncanakan akan menerima 53 truk sampah dari para pengusaha Tionghoa yang rencananya akan diterima akhir bulan ini dan dua truk tronton dari produsen truk asal Tiongkok, Foton.
"Mereka sebenarnya mau bantu uang, cuma saya bilang jangan, nanti repot. Jadi uang hasil sumbangannya dijadikan barang saja. Mudah-mudahan langkah ini mendorong yang lain untuk ikut bantu. Bangsa kita ini kan bangsa gotong royong. Kalau gotong royongnya bisa dilakukan, enteng bisa sama-sama dijinjing, berat sama-sama dipikul," ujar pria asal Belitung itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.