Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

”Kereta Wisata”, tapi Rawan Petaka

Kompas.com - 19/05/2014, 20:58 WIB
KOMPAS.com - Hampir setiap hari, Aisyah (29) membawa anaknya, Rangga, naik odong-odong. Sepeda motor yang dimodifikasi menyerupai kereta ini menjadi kendaraan tamasya. Dengan naik odong-odong, banyak orangtua di Jakarta dan sekitarnya terbantu saat menyuapi anak. Sayangnya, kereta murah meriah ini kerap keluar ”rel” dan rawan petaka.

Tanpa banyak pertimbangan, keberadaan odong-odong diterima warga Jakarta dan sekitarnya. Maklumlah, di banyak tempat sangat sulit menemukan tempat hiburan seperti taman yang memadai. Padahal, taman yang diakses gratis idealnya menjadi tempat bermain bagi anak-anak.

Namun, jumlah taman di Jabodetabek sangat minim. Kalaupun ada, kondisi taman amat menyedihkan. Sekitar 500 meter dari rumah Aisyah di kawasan Cempaka Putih ada taman lingkungan. Tetapi, taman itu jarang dikunjungi. Tanaman sudah tumbuh liar sehingga tidak nyaman bagi anak-anak. Ada juga Taman Genjing yang masih di lingkungan Kecamatan Cempaka Putih. Namun, kondisi taman ini agak kotor. Itu sebabnya, odong-odong akhirnya banyak dicari orang.

Bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya, odong-odong adalah sebutan untuk mobil atau sepeda motor yang dimodifikasi untuk mengangkut anak-anak tamasya keliling kompleks permukiman. Biasanya, kendaraan ditumpangi anak-anak didampingi orangtua atau pengasuh.

Odong-odong bisa berhenti di sembarang tempat. Tarifnya Rp 3.000 untuk satu orang dewasa dan anak-anak. Dengan tarif itu, mereka bisa berkeliling sekitar 3 kilometer atau satu putaran.

Begitu odong-odong tiba, Aisyah dan Rangga segera menumpang di bangku yang ada di belakang pengemudi. Sementara dua ibu tetangga Aisyah naik di belakangnya. Mereka tidak membawa anak-anak, tetapi hendak menumpang odong-odong yang rutenya melewati Pasar Rawasari. ”Kalau naik odong-odong, bayarnya Rp 2.000 per orang. Kalau naik bajaj bisa Rp 5.000 atau Rp 7.000,” kata Tini yang kerap menjadikan odong-odong sebagai moda transportasi lingkungan.

Di tempat lain, odong-odong dilengkapi bunyi ”nguing-nguing” laksana sirene polisi. Sebutannya ”kereta Thomas”.

Aisyah (29) tidak pernah absen menemani putranya, Fadil (2), naik odong-odong setiap hari. Rutenya keliling kampung di Larangan Selatan, Kota Tangerang.

Menurut Aisyah, Fadil senang bisa naik odong-odong keliling kampung karena banyak teman sebaya Fadil yang juga naik odong-odong. Dia pun senang dengan lagu-lagu yang diputar oleh sopir odong-odong. Padahal, lagu-lagu tidak hanya lagu anak-anak, tetapi juga lagu-lagu yang tengah populer di televisi.

Sebagian besar rute odong-odong memang di perkampungan atau kompleks perumahan. Namun, odong-odong juga banyak melintas di jalan raya yang ramai. Itulah yang dua pekan lalu menyebabkan tabrakan maut di Bekasi antara odong-odong dan truk.

Lahan usaha

Bak jamur di musim hujan, begitu juga odong-odong menjadi lahan usaha di banyak tempat. Modifikasi kendaraan untuk bisa mengangkut banyak orang dilakukan meskipun hal ini dilarang dilakukan perorangan atau tanpa izin khusus.

Ipan (30), bekas sales perusahaan obat antinyamuk, menjadikan sepeda motor bak belakang sebagai odong-odong sekaligus antar-jemput sekolah.

Warga sebuah perumahan di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, itu sudah dua tahun terakhir menjadi pemilik sekaligus sopir odong-odong. Pada pagi dan siang hari, Ipan menggunakan odong-odong untuk mengantar dan menjemput murid sekolah.

Sore hari, ia menggunakan odong-odong sebagai sarana hiburan bagi bayi dan anak balita beserta ibu ataupun pengasuh bayi. Biasanya, ia membawa mereka keliling kompleks. Namun, ketika hujan sering turun seperti sekarang, kesempatan mencari rezeki di sore hari itu terlewatkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com