Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Filosofi Lomba Maraton Jepang-Indonesia

Kompas.com - 25/05/2014, 10:16 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kerja sama antara Harian Kompas dengan surat kabar terkemuka dari Jepang, Mainichi Shimbun, dirayakan dengan menggelar lomba lari maraton. Lomba ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai perusahaan Jepang dan Indonesia.

Kenapa harus dirayakan dengan lomba maraton? "Orang yang berlari itu selalu ke depan, tidak pernah ke belakang. Ini menunjukkan semangat kita semua untuk terus maju ke depan," ujar Duta Besar Indonesa untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra dalam acara Jakarta Kizuna Ekiden 2014 di Melawai, Minggu (25/5/2014).

Yusron mengatakan, lomba lari maraton merupakan simbol persaingan yang sportif, bersih, dan tertib. Setiap pelari akan berjuang sekuat tenaga untuk menyerahkan kain estafet kepada pelari satu timnya. Begitu pun dengan pelari dari tim lain. Hal ini lah yang dimaksud Yusron sebagai persaingan sportif.

Yusron menggunakan filosofi lomba maraton tersebut untuk menggambarkan bentuk kerja sama antara Jepang dan Indonesia. Termasuk kerja sama antara Harian Kompas dan surat kabar Mainichi Shimbun.

Kerja sama antara dua negara itu digambarkan sebagai perjuangan menuju perkembangan yang lebih baik. Namun, dengan persaingan-persaingan yang sportif.

Sementara itu, CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, perlombaan lari maraton dalam Jakarta Kizuna Ekiden ini adalah tanda persahabatan Jepang dan Indonesia.

"Mencari musuh itu gampang. Mencari sahabat yang tidak mudah. Jakarta Kizuna Ekiden ini adalah upaya menjalin persahabatan antara Jepang dan Indonesia," ujar Agung.

Perlombaan ekiden digelar di Melawai. "Ekiden" adalah sebuah istilah dari Jepang yang berarti perlombaan lari maraton. Seperti yang sering dilihat di kartun-kartun atau film Jepang, ekiden dilaksanakan secara beregu. Ciri khas Ekiden adalah tasukhi atau kain yang akan dioper oleh para pelari ke teman satu timnya.

Beberapa pelari yang sudah ditentukan urutannya akan berlari dalam jarak tertentu untuk mengoper tasukhi kepada pelari lain. Ini merupakan rangkaian acara bernama "Jakarta Kizune Ekiden 2014".

Acara ini merupakan salah satu bentuk kerja sama Harian Kompas dengan surat kabar tertua di Jepang, Mainichi Shimbun. Sebanyak 200 tim yang terdiri dari 4 orang pelari sudah bersiap melakukan estfet dengan rute Jalan Melawai Raya-Jalan Trunojoyo Raya-Jalan Melawai Raya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com