Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik Ahok Sendiri daripada Harus "Kawin Paksa"

Kompas.com - 05/09/2014, 18:06 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Hukum Tata Negara Irfan Putra Sidin menilai Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama lebih baik memimpin Jakarta seorang diri, daripada harus didampingi oleh orang yang tidak ia kehendaki.

Sebab, kata Irfan, apabila nantinya Ahok tidak cocok dengan pasangannya, yang rugi bukan hanya dia, tetapi juga seluruh masyarakat DKI Jakarta. Hal itu disampaikan oleh Irfan merujuk pada adanya kemungkinan Ahok dipasangkan dengan orang yang diusung oleh partai politik, padahal orang tersebut tidak disukai olehnya.

"Lebih baik tidak usah kawin lagi daripada harus kawin paksa. Daripada nantinya dia (Ahok) hanya disibukkan urusan berantem dalam urusan politik. Tentu kita semua yang akan dirugikan," kata Irfan dalam diskusi "Mencari Wagub DKI Pasca Gerindra-PDIP Pecah Kongsi, di Jakarta, Jumat (5/9/2014).

Apalagi, lanjut Irfan, tidak ada undang-undang yang mengharuskan seorang kepala daerah memiliki wakil. Terlebih lagi apabila posisi jabatan seorang kepala daerah itu tinggal menyisakan 18 bulan masa jabatan.

Pendamping kepala daerah (wakil) dianjurkan untuk diisi apabila masih di atas 18 bulan masa jabatan. "Kalau tinggal 18 bulan, lebih baik tidak usah kawin (memiliki wakil). Apalagi tidak ada aturan yang mengharuskan seperti itu (wajib memiliki wakil)," ujar dia.

Seperti diberitakan, saat ini Gubernur DKI Joko Widodo telah berstatus presiden terpilih yang akan segera dilantik pada 20 Oktober mendatang. Artinya sebelum tanggal tersebut Jokowi sudah harus mengyndurkan diri. Bila Jokowi mengundurkan diri, maka wakilnya, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama akan otomatis naik jabatan menjadi gubernur.

Dengan demikian, akan terjadi kekosongan posisi Wakil Gubernur. Sesuai aturan, Gerindra dan PDI Perjuangan berhak menyepakati dan mengajukan dua nama untuk menjadi calon wakil gubernur. Adapun proses pemilihan nantinya akan dilakukan oleh seluruh anggota DPRD DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com