Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ini Langkah yang Bagus, Bravo Ahok"

Kompas.com - 26/09/2014, 14:04 WIB
Desy Hartini

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Jalan Sabang, kawasan Djuanda, Jakarta Pusat, juga akan dipasang mesin parkir meter. Ide Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama disambut baik para korban kemacetan di kawasan itu.

Rio, salah seorang pemilik mobil, mengatakan, di kawasan Djuanda, banyak parkir liar yang membuat macet. Dia berharap jika ada parkir meter, kemacetan akibat parkir liar di kawasan itu berkurang.

"Saya sendiri sih jarang yah parkir-parkir di tempat parkir liar gitu. Ini langkah awal yang bagus banget. Bravo Ahok,” ujar Rio (28) kepada Kompas.com, Jumat (26/9/2014).
 
Begitu juga dengan salah seorang karyawan Bank DKI, Susi (26). Dia berharap, dengan adanya parkir meter ini, semoga masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan umum.
 
"Kalau parkir meter itu kan katanya bayar per jam, mungkin masyarakat dapat beralih ke kendaraan umum kalau tidak ingin bayar parkir lebih mahal. Saya saja naik transjakarta kalau pergi kerja. Saya sih setuju sekali kalau memang di Jalan Juanda ini juga akan diberlakukan parkir meter," tuturnya.
 
"Semoga saja yah penerapan parkir meter bisa berjalan dengan baik," ujar seorang pengendara motor, Widyati Restu (29), dengan singkat.
 
Untuk informasi, dalam satu mesin parkir meter bisa mendeteksi 10-15 kendaraan roda empat. Adapun tarif per jam untuk sepeda motor sebesar Rp 2.000, tarif untuk mobil sebesar Rp 5.000, dan tarif bus atau truk sebesar Rp 8.000.
 
Sementara untuk pembayarannya pun menggunakan sistem koin Rp 500 dan Rp 1.000. Contoh, pengendara motor menggunakan meter parkir selama satu jam. Ia harus membayar Rp 2.000 menggunakan uang koin Rp 500. Pengguna harus memasukkan 4 buah koin untuk mencapai tarif tersebut. Bila layar menunjukkan Rp 2.000 artinya seluruh koin masuk ke sistem di dalam mesin. Ketika koin tak terdeteksi sistem alat ini, tak terpampang di layar, maka koin akan langsung jatuh lewat tabung keluar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com