Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teater Dua Pentaskan Adaptasi Karya Oscar Wilde di GKJ

Kompas.com - 26/09/2014, 20:23 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Teater Dua berencana mementaskan seni teater yang diadaptasi dari naskah Oscar Wilde, yaitu Lady Windermere's Fan, di Gedung Kesenian Jakarta pada 31 Oktober dan 2 November 2014. Pentas berjudul "Kipas Tanda Mata" ini diperankan oleh para alumni Teater Putri Santa Ursula.

Produser Pentas "Kipas Tanda Mata", Maria Pade Rohana, mengatakan, pentas ini mengangkat kisah para sosialita di kawasan elit Menteng, Jakarta, yang memiliki aturan tak tertulis dan norma sosialnya sendiri.

Kisah ini bercerita soal ketidakharmonisan rumah tangga pasangan Tuan dan Nyonya Singgih. Rumah tangga mereka terganggu oleh Nyonya Surya, sosok rupawan dan misterius. Wanita ini pun menjadi bahan pembicaraan di antara kalangan elit Jakarta.

"Nyonya Singgih mencurigai suaminya bermain dengan Nyonya Surya. Tuan Singgih akan merayakan pesta ulang tahun besar-besaran dan Nyonya Surya diundang. Kicau-kicau kabar burung menambah seru percakapan di pesta. Apakah yang sesungguhnya terjadi? Hanya dengan menyaksikan sampai akhir, kebenaran akan tersingkap," cerita Maria.

Maria mengatakan, naskah Oscar Wilde pada 1892 ini masih relevan hingga kini. Perempuan, yang menolak diberi label, tetap menerima banyak label.

"Perempuan kerap berprasangka terhadap perempuan lain. Perempuan pada 1892 bernasib mirip dengan kaumnya pada 2014. Dalam beberapa hal, perempuan masih terjajah. Mereka harus bekerja keras, menghadapi standar ganda, menerima perlakuan tidak setara dengan laki-laki, kalah dalam transaksi kekuasaan, sembari berusaha memaknai hidupnya," kata Maria.

Latar Belakang Teater Dua

Pemain Teater Dua adalah alumni Teater Putri Santa Ursula. Salah satu keunikannya, seluruh pemainnya adalah perempuan. Para anggotanya mulai dari mahasiswa, pembawa acara televisi, produser musik dan disc jockey, pengacara, ibu rumah tangga, akuntan, penjaga taman bacaan, konsultan, dan lainnya.

Maria menjanjikan, Teater Dua, yang berkomitmen memajukan seni peran, akan membawa kesegaran tersendiri di komunitas seni Indonesia.

"Kami sungguh bangga dengan akar kami sebagai teater perempuan. Kami membuktikan bahwa seni teater yang penuh tuntutan bisa dikerjakan oleh perempuan dengan kualitas tinggi, meski harus berbagi waktu dengan keluarga, teman, kuliah/kerja, dan kegiatan sosial lainnya," kata Maria.

Informasi lebih lanjut mengenai Teater Dua, silakan hubungi Maria Pade Rohana di maria.pade@gmail.com, atau melalui Facebook dan Twitter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com