Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Indomaret dan Sevel Bukan Alasan Mushala Belum Direnovasi

Kompas.com - 02/10/2014, 13:47 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional I Agus Komarudin mengatakan, adanya pusat bisnis di Stasiun Manggarai bukan menjadi masalah tidak dipugarnya mushala. Bisnis komersial itu telah mengisi tempat sesuai syarat PT KAI.

"Itu yang jelas mereka (pelaku bisnis) mengisi tempat sesuai ketentuan PT KAI. Mereka setuju harga dan ketentuan lain. Tidak ada masalah pokoknya," kata Agus kepada Kompas.com, Kamis (2/10/2014).

Agus mengatakan, tempat bisnis dengan jenis penjualan sama di Stasiun Manggarai memang terbilang lebih dari satu. Namun, itu bukan menjadi penghalang perluasan mushala atau fasilitas lain di stasiun.

Menurut Agus, persaingan bisnis menjadi urusan pelaku usaha. Sementara itu, PT KAI hanya memberikan persyaratan atau ketentuan yang harus dipenuhi para pelaku usaha di stasiun.

"Kalau ada lebih dari satu, Ada Sevel dan Indomaret Point, tapi mereka mau bersaing, ya silakan. Itu kan persaingan bisnis mereka. Kita tidak akan hentikan," kata dia.

Selain itu, kata Agus, sudah sewajarnya ada penataan lebih lanjut untuk Stasiun Manggarai. Pasalnya, stasiun itu telah dicanangkan untuk terintegrasi dengan transportasi umum lainnya.

Maka dari itu, PT KAI akan berusaha menjalankan perencanaan stasiun di Jakarta Selatan itu sesegera mungkin.

Sebelumnya, Reni Anggraeni, mahasiswi asal Depok, seorang pengguna Commuter Line, mengeluhkan ruangan mushala yang sempit di Stasiun Manggarai. Ia pun menuangkan surat ke kotak saran, tetapi tidak ada respons. Lalu, ia menulis surat untuk Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan melalui blog pribadi.

Dalam blog itu, ia mengungkapkan perubahan stasiun yang dilakukan sejak kepemimpinan Jonan ini baik. Namun, itu semua di luar ekspektasinya karena melihat mushala tidak diperluas. Padahal, menurut dia, penumpang KRL di Stasiun Manggarai banyak menggunakan mushala untuk shalat. Namun, karena terlalu sempit, kondisi tersebut sering menyebabkan penumpukan, sedangkan waktu shalat, seperti maghrib, itu terbatas.

"Stasiun Manggarai layaknya mal setelah Indomaret berdiri, kemudian menyusul Seven Eleven, Roti O, KFC, dan yang teranyar StarBucks dan Q buble," tulis Reni dalam blog yang dipostingnya, Rabu (23/9/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com