"Itu yang jelas mereka (pelaku bisnis) mengisi tempat sesuai ketentuan PT KAI. Mereka setuju harga dan ketentuan lain. Tidak ada masalah pokoknya," kata Agus kepada Kompas.com, Kamis (2/10/2014).
Agus mengatakan, tempat bisnis dengan jenis penjualan sama di Stasiun Manggarai memang terbilang lebih dari satu. Namun, itu bukan menjadi penghalang perluasan mushala atau fasilitas lain di stasiun.
Menurut Agus, persaingan bisnis menjadi urusan pelaku usaha. Sementara itu, PT KAI hanya memberikan persyaratan atau ketentuan yang harus dipenuhi para pelaku usaha di stasiun.
"Kalau ada lebih dari satu, Ada Sevel dan Indomaret Point, tapi mereka mau bersaing, ya silakan. Itu kan persaingan bisnis mereka. Kita tidak akan hentikan," kata dia.
Selain itu, kata Agus, sudah sewajarnya ada penataan lebih lanjut untuk Stasiun Manggarai. Pasalnya, stasiun itu telah dicanangkan untuk terintegrasi dengan transportasi umum lainnya.
Maka dari itu, PT KAI akan berusaha menjalankan perencanaan stasiun di Jakarta Selatan itu sesegera mungkin.
Sebelumnya, Reni Anggraeni, mahasiswi asal Depok, seorang pengguna Commuter Line, mengeluhkan ruangan mushala yang sempit di Stasiun Manggarai. Ia pun menuangkan surat ke kotak saran, tetapi tidak ada respons. Lalu, ia menulis surat untuk Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan melalui blog pribadi.
Dalam blog itu, ia mengungkapkan perubahan stasiun yang dilakukan sejak kepemimpinan Jonan ini baik. Namun, itu semua di luar ekspektasinya karena melihat mushala tidak diperluas. Padahal, menurut dia, penumpang KRL di Stasiun Manggarai banyak menggunakan mushala untuk shalat. Namun, karena terlalu sempit, kondisi tersebut sering menyebabkan penumpukan, sedangkan waktu shalat, seperti maghrib, itu terbatas.
"Stasiun Manggarai layaknya mal setelah Indomaret berdiri, kemudian menyusul Seven Eleven, Roti O, KFC, dan yang teranyar StarBucks dan Q buble," tulis Reni dalam blog yang dipostingnya, Rabu (23/9/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.