Mobil angkot Rachmat berada di barisan paling depan, dekat pintu keluar Blok A. Di belakang Rachmat ada puluhan angkot yang trayeknya juga melewati Tanah Abang, yaitu 08 jurusan Tanah Abang-Kota.
Seperti diketahui, salah satu penyebab kemacetan di Tanah Abang adalah antrean mobil angkot yang mengetem dari depan Blok A sampai menuju belokan ke Blok B, hingga ke Blok F. Pun kemacetan pernah terjadi sampai di Stasiun Tanah Abang.
Angkot memenuhi dua dari tiga lajur di jalan tersebut yang menyebabkan arus lalu lintas terhambat karena ruang jalan yang semakin sempit. Hal tersebut makin parah terjadi dari siang sampai sore hari.
Selain angkot, ada juga Kopaja 502 Tanah Abang-Kampung Melayu, bus APTB ke Bogor dan Bekasi, bus Mayasari, dan angkutan lainnya.
Tidak beberapa lama, seorang sopir bajaj berteriak dari belakang menyebut-nyebut nama petugas. "Dishub, Dishub!" dia berseru.
Ternyata temannya, seorang sopir bajaj, sedang ditindak petugas karena ngetem sembarangan. Bajajnya pun disita petugas.
Setelahnya, petugas melihat antrean angkot yang ngetem lalu menghampiri Rachmat dan menegur dia. "Majuin, Pak," perintah petugas Dishub itu.
Namun, Rachmat tidak mengindahkannya, sampai petugas itu kembali menegurnya dan menyuruhnya memajukan mobilnya agar angkot-angkot lain bisa berbelok dan maju. Rachmat baru bereaksi setelah teguran ketiga. Itu pun dengan muka murung.
"Saya kan cari duit, Pak. Kalau situ enak, makan gaji doang," kata Rachmat dengan nada kesal. Ia juga tetap menolak menggerakkan mobil angkotnya.
Tanpa memedulikan penolakan Rachmat, petugas tetap menyuruhnya menjalankan angkot itu. Mau tidak mau Rachmat pun mengemudikan kendaraan dan keluar dari Blok A tanpa satu pun penumpang di dalamnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.