Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Pilih Wakil Sendiri, Ahok Dikritik PDI-P

Kompas.com - 03/11/2014, 15:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta meminta Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama tak menghilangkan peran partai politik dalam proses pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta. Hal itu merespons sikap Ahok yang beberapa waktu lalu menyatakan akan memilih sendiri wakilnya. [Baca: Ahok Kenalkan Sarwo Handayani Menjadi Cawagub di Hadapan Ribuan PNS]

Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jhonny Simanjuntak mengatakan, wakil gubernur merupakan jabatan politik yang proses pengisiannya harus melalui persetujuan partai politik, berbeda dengan jabatan-jabatan lain di lingkungan Pemprov DKI, yang merupakan jabatan karier yang proses pengisiannya bisa melalui penunjukan langsung.

"Gubernur dan wakil gubernur adalah jabatan politik. Pak Ahok bisa terpilih karena peran partai politik. Oleh karena itu, Pak Ahok harus lebih arif dalam menyingkapi hal itu. Dengarkan masukan dari partai politik dan jangan melupakan akar," kata Johnny, di Gedung DPRD DKI, Senin (3/11/2014).

Jhonny menilai, pemimpin yang mau mendengarkan masukan dari berbagai pihak merupakan cerminan rendah hati. Masukan tersebut, kata dia, bisa dari mana saja, termasuk dari partai politik. [Baca: Ramai-ramai Lamar Jadi Wagub DKI Pendamping Ahok]

"PDI Perjuangan mendukung sepenuhnya Ahok naik menjadi gubernur. Tetapi, tentunya kami juga tidak akan segan-segan untuk bersikap kritis," ujar Jhonny.

Ahok telah beberapa kali menyatakan lebih senang untuk memilih sendiri wakilnya. Adapun orang yang rencananya akan ia pilih apabila nantinya ia diperbolehkan untuk memilih sendiri wakilnya adalah mantan Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI yang kini menjadi Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sarwo Handayani.

"Kalau Perppu Nomor 1 Tahun 2014 sudah berjalan, peraturan penunjukan wakil gubernur di tangan saya, saya akan menunjuk Bu Yani (sapaan Sarwo Handayani) menjadi wakil gubernur DKI," kata Ahok, di Balaikota Jakarta, Jumat (31/10/2014), lalu.

Alasan Ahok ingin merekrut wakil gubernur dari kalangan birokrat DKI adalah sebagai penghargaan kepada PNS DKI yang sudah mengabdi dan bekerja dengan baik. "Ini sekaligus janji kami untuk tidak merekrut orang dari luar dan memberi penghargaan bagi orang dalam," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com