Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekasi-Depok Belum Siap Hadapi Banjir

Kompas.com - 13/11/2014, 14:15 WIB
BEKASI, KOMPAS.com — Kota-kota di sekitar Jakarta belum siap menghadapi musim hujan dan ancaman banjir di akhir tahun ini. Di Kota Bekasi, Jawa Barat, penyelesaian sejumlah sodetan dan program pelebaran saluran air di kota ini jauh dari selesai. Di Kota Depok, pengerjaan proyek memperkuat dinding situ dan pengerukan baru akan berjalan.

Proses pengerjaan proyek pelebaran saluran dari Harapan Baru Regency yang bermuara ke Kanal Banjir Timur, Kota Bekasi, misalnya, baru berjalan sekitar 35 persen sejak proyek dimulai akhir September lalu. Rabu (12/11/2014), sejumlah pekerja baru memasang fondasi dan mengeruk selokan sekitar 100 meter dari total pengerjaan sepanjang 750 meter.

”Kami ingin saluran ini segera selesai dan banjir setinggi satu meter tidak lagi menggenangi perumahan kami,” ujar Purba (67), warga perumahan di dekat lokasi proyek, kemarin.

Proyek pelebaran saluran di Harapan Baru Regency merupakan salah satu dari program pembuatan empat sodetan di wilayah Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Tiga proyek lainnya, yaitu sodetan di Pasar Bintara, saluran air di Pondok Cipta, dan sodetan saluran Cibening. Pengerjaan ketiga proyek itu kini baru berjalan 10-30 persen saja. Sodetan Cibening adalah proyek pemerintah pusat, tiga lainnya proyek Pemerintah Kota Bekasi.

Menurut Kepala Bidang Tata Air Dinas Bina Marga dan Tata Air (Bimarta) Pemkot Bekasi Dicky Irawan, penyelesaian sodetan memang mengalami masalah di lapangan, seperti dari sisi teknis pelaksanaan dan adanya hambatan dari masyarakat.

”Kami mengimbau pelaksana proyek agar mempercepat pengerjaan. Kami juga akan menemui warga agar semua pihak mendukung,” ujar Dicky.

Ada 49 titik banjir

Sekretaris Dinas Bimarta Pemkot Bekasi Mohammad Ridwan mengatakan, penyelesaian sejumlah sodetan memang harus dipercepat. Sodetan menjadi salah satu cara mengurangi genangan di 49 titik banjir yang ada di wilayah kota Bekasi.

”Saat ini, ada sejumlah saluran lain yang belum selesai pengerjaannya. Khususnya yang memerlukan koordinasi antarlembaga, seperti dengan PT Kereta Api Indonesia dan Kementerian Pekerjaan Umum,” ujar Ridwan.

Saluran yang dimaksud adalah yang terletak di bawah rel dan jalan tol. Saluran tersebut selama ini tidak pernah dibersihkan sempurna, terutama di bagian dalam saluran. Akibatnya, sedimentasi saluran parah dan aliran air terhambat. Dengan demikian, genangan air tidak pernah hilang di sekitar saluran tersebut.

Revitalisasi baru dimulai

Di Kota Depok, pengerukan dan pembuatan dinding penahan tanah di Situ Pengarengan dan Situ Tipar baru akan dilaksanakan. Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok, Yulistiani Mochtar, mengatakan, pemenang lelang baru saja diumumkan sehingga pengerukan baru dilakukan minggu ini.

Yulistiani menjelaskan, berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2014, Pemkot Depok menganggarkan Rp 3 miliar untuk mengeruk 4 situ dari 26 situ yang terdapat di kota ini. Menurut rencana, pengerukan dilaksanakan di Situ Tipar, Pengarengan, Peladen, dan Cilangkap.

Namun, ketika lelang tender proyek dilaksanakan, hanya satu perusahaan yang bisa ditetapkan memenangi tender. Perusahaan-perusahaan lain mengalami kendala administrasi sehingga tidak bisa mengikuti lelang. ”Kalau kami ulang proses lelangnya, takut waktu tidak cukup karena sudah menjelang akhir tahun,” ujar Yulistiani.

Perusahaan pemenang lelang akan mengerjakan proyek pengerukan dan pembuatan dinding penahan tanah di Situ Tipar dengan dana proyek sebesar Rp 500 juta. Pengerjaan Situ Pengarengan akan dilakukan oleh Satuan Tugas Banjir Kota Depok. Menurut rencana, pengerjaan akan memakan waktu selama 30 hari.

Revitalisasi Situ Peladen dan Cilangkap dijadwalkan akan dilakukan awal tahun depan.

Pada Rabu pagi, seluruh bagian Situ Pengarengan yang terletak di Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, dipenuhi eceng gondok. Situ seluas dua hektar itu kini dangkal hanya sedalam satu meter. Air dari Situ Pengarengan mengalir melalui Sungai Kali Laya menuju Saluran Sekunder Ciliwung Katulampa.

”Kini, kami juga mendapat bantuan Rp 15 miliar dari Gubernur Jawa Barat untuk mengeruk situ lainnya, yaitu Situ Pedongkelan,” katanya. (JAL/DNA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com