Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir 1 Meter, Hindari Kawasan Pondok Labu

Kompas.com - 24/11/2014, 18:48 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Senin (24/11/2014) siang, menyebabkan Jalan H Ipin, Pondok Labu, Jakarta Selatan banjir. Saat ini ketinggian air mencapai satu meter.

Pantauan Kompas.com, sepanjang 300 meter Jalan H Ipin dari arah Pondok Labu menuju Karang Tengah lumpuh. Warga sekitar bersiap di setiap ujung banjir untuk memberi imbauan kepada para pengendara yang akan melintas di jalan tersebut.

Akademi keperawatan dan asrama yang berada di ujung banjir itu juga ikut dimasuki air. Padahal, asrama itu telah ditinggikan oleh pemiliknya. RT 12 yang berada di belakang asrama ikut terendam banjir yang mencapai 1,5 meter.

Menurut Bongoh, pemilik bengkel yang ikut terendam banjir, hujan mengguyur wilayah itu sejak pukul 15.00 WIB.

"Baru setengah jam airnya langsung naik. Jadinya banjir begini, ini memang biasa terjadi," kata Bongoh. Dia mengatakan, sejak pukul 16.00 WIB air terus naik. Hingga petang gerimis masih berlangsung.

Kali perpecahan Pesanggrahan yang mengalir ke H Ipin, ke Kamang Bawah selnjutnya ke Petogogan itu kerap meluap saat hujan deras di kawasan tersebut.

"Ini kalau terus gerimis kecil saja bisa sampai jam 11 malam. Tetapi kalau deras bisa seharian penuh banjir juga naik," kata dia.

Belum lama ini, kata dia, banjir terjadi setelah Lebaran 2014. Banjir di wilayah itu mencapai 2 meter.

Ia dan warga sekitar turut mengingatkan pengendara untuk memutar arah melewati Kompleks Angkatan Laut (AL). Namun, terkadang masih saja ada pengendara yang tidak percaya akan kedalaman banjir itu.

"Kalau mereka sudah ngotot ya kami biarkan dulu. Sampai mengambang itu mobil pernah. Kami diamkan, terus bantu kok," ujar dia.

Upaya penanganan

Soal penanganan, Bongoh mengaku sudah sering melihat pejabat pemerintah kota bertandang ke lokasi banjir.

Bahkan, sahut dia, belum lama ini pejabat berwenang datang ke kawasan itu untuk melakukan peninggian jalan dengan mengebor sebagian titik.

"Tetapi kenapa baru sekarang mengebor. Pejabat tahu di sini itu banjir terus. Tetapi hanya dilihat sama cek saja," ujar pria yang tinggal tak jauh dari lokasi itu.

Menurut dia, upaya pemerintah dalam menanggulangi banjir di kawasan itu dan daerah Kamang Bawah belum tuntas. Sebab, pemerintah hanya memperbaiki infrastruktur di bagian tengah atau tempat kendaraan melintas. Sementara di pinggir jalan, ungkap dia, tak pernah dipikirkan pemerintah.

Padahal menurut Bongoh, di pinggir itulah awal mula banjir menggenangi jalan yang sering dilalui kendaraan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com