Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di-"Follow" Ahok, Lurah Cengkareng Timur Aktif Gunakan Aplikasi di "Smartphone"

Kompas.com - 12/12/2014, 19:26 WIB
Desy Selviany

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mulai gencar menggaungkan smart city. Lurah Cengkareng Timur Agus Mulyadi mengaku selalu aktif dalam menyosialisasikan dan menggunakan aplikasi di smartphone yang menghubungkan lurah di DKI Jakarta dengan warganya. Aplikasi itu bernama SwaKita.

Saat ini, akun Kelurahan Cengkareng Timur baru diikuti oleh 13 followers. Akan tetapi, yang unik, salah satu pengikut tersebut adalah Ahok.

Agus mengaku cukup kaget akun SwaKita keluarganya diikuti oleh Gubernur DKI yang baru menjabat itu. "Saya juga kaget sampai di-follow Pak Gubernur, waduh bisa dipantau ini, ha-ha-ha...," kata Agus sambil bercanda. [Baca: Cara Lurah Cengkareng Timur Wujudkan "Smart City"]

Meski demikian, ia senang karena hal itu dapat memicu dia untuk lebih aktif dalam merespons keluhan warga melalui aplikasi tersebut. "Ya, yang pastinya dengan di-follow langsung Pak Gubernur gini bisa memicu kita untuk lebih giat dan cepat tanggap dalam merespons keluhan warga yang disampaikan lewat SwaKita," ujar pria yang terpilih menjadi lurah dalam seleksi lelang 2013 lalu ini.

Ia juga menyatakan akan terus menggunakan aplikasi itu secara maksimal, misalnya untuk memberi pengumuman ke warga. "Pastinya, saya juga selain menyosialisasikan ke warga, tetapi saya juga akan aktif di akun tersebut, entah itu sekadar memberi pengumuman kerja bakti ataupun pengajian," kata bapak beranak empat ini.

Saat ini, di setiap ada momen dengan warga, Agus akan terus menyosialisasikan smart city, salah satunya melalui penggunaan aplikasi SwaKita. Pria yang sudah menggunakan akun SwaKita sejak pertengahan 2014 ini mengaku tidak begitu kesulitan menggunakan aplikasi tersebut.

"Awal-awal mungkin agak gagap, tetapi ke sini saya rasa mudah semua warga juga pasti bisa menggunakannya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com