Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah Susan: Kalau Buka "Gadget" Sering-sering, Warga Bisa Marah, dong

Kompas.com - 12/12/2014, 15:56 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meskipun mengaku terbantu dengan keberadaan teknologi, Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli tidak akan sering-sering mengoperasikan ponsel pintarnya. Padahal, di ponselnya terdapat aplikasi yang dapat membantunya mendapatkan laporan dari warganya secara cepat.

"Kalau buka gadget sering-sering, warga bisa marah dong. Makanya, bukanya kalau lagi benar-benar senggang saja," ujar wanita yang baru 1,5 tahun menjabat sebagai lurah ini kepada Kompas.com, Kamis (11/12/2014). [Baca: Wujudkan "Smart City", Lurah Susan Belajar Keras agar Tak Lagi Gaptek]

Susan pun mengaku hanya membuka aplikasi tersebut pada pagi sebelum berangkat ke kantornya, malam sesudah bertugas, atau ketika sedang tidak menerima tamu. Menurut dia, walaupun tidak sering-sering membuka aplikasi, sebisa mungkin laporan akan segera ditanggapi.

Susan mengatakan, yang penting bukanlah seberapa sering membuka aplikasi, melainkan bagaimana cara segera merespons laporan tersebut. Ia mengaku bukanlah orang yang senang terlalu sering melihat gadget. Ia lebih suka berinteraksi langsung dengan warganya. [Baca: Cara Lurah Cengkareng Timur Wujudkan "Smart City"]

Mantan Kepala Seksi Sarana dan Prasana Kelurahan Senen ini pun selalu berusaha untuk selalu turun ke lapangan. "Dari sana bisa langsung mengerti lingkungan warga seperti apa," ujar dia.

Susan berpendapat, teknologi memang memudahkan pejabat untuk melihat sisi-sisi lain dari lingkungan warga yang tidak bisa dilihat oleh pejabat saat blusukan. Karena itulah, peran teknologi dalam pekerjaannya ia nilai penting. [Baca: "Smart City" ala Lurah Susan Lenteng Agung]

Seperti diketahui, sudah dalam beberapa waktu terakhir, Kelurahan Lenteng Agung memanfaatkan aplikasi SwaKita. Melalui aplikasi tersebut, warga dapat langsung melaporkan kondisi lingkungannya kepada pejabat setempat disertai dengan foto.

Salah satu contoh pemanfaatan aplikasi itu adalah keputusan Susan untuk menutup tempat pembuangan sampah di bantaran Kali Ciliwung di kawasan Lenteng Agung. Keputusan itu diambil berkat laporan dari warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com