Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Pengendara Motor Suka "Motong" Jalan Seenaknya, Bikin Arus Lalu Lintas Ruwet

Kompas.com - 08/01/2015, 13:18 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengklaim kebijakannya melarang sepeda motor melintas di sepanjang Jalan MH Thamrin-Medan Merdeka Barat efektif mengurangi kemacetan di wilayah tersebut. Kebijakan itu sudah dijalankan sejak 17 Desember 2014 lalu. 

"Pasti efektif dong. Kalau kamu naik motor di sana dan ngerem, kecepatannya tidak konstan, itu yang menyebabkan kemacetan dan kecelakaan. Pengendara motor itu suka motong jalan seenaknya, ngerem mendadak, itu yang membuat arus lalu lintas jadi ruwet," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (8/1/2015).

Oleh karena itu, ia berencana untuk memperluas wilayah pelarangan pelintasan sepeda motor, yakni di jalan protokol hingga Jalan Sudirman (kawasan Semanggi-Ratu Plaza-Blok M) dan kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. [Baca: Tiga Catatan untuk Ahok soal Kebijakan Pelarangan Sepeda Motor]

Dia mengutamakan jalan-jalan yang sudah tersedia transportasi massal dengan fasilitas nyaman yang diberlakukan untuk kebijakan ini. Bus yang melintas di daerah pelarangan motor juga harus cukup jumlahnya dan harus ada fasilitas bus gratisnya.

"Prinsip kami sederhana, yang saya mau jalankan kebijakan stop motor itu yang jalur transjakarta-nya sudah baik. Tujuannya mendorong orang naik bus karena 100 orang lebih bisa ditumpang ke dalam satu kendaraan. Kalau 100 motor kan jaraknya enggak bisa nempel terus dan bikin macet," kata Basuki. 

Selain itu, lanjut dia, wilayah yang dilarang pelintasan sepeda motor adalah wilayah yang memiliki banyak jalur alternatifnya. Hal ini untuk memudahkan warga yang bermata pencaharian sebagai kurir, jasa tukang antar barang, dan lainnya.

"Jalan Merdeka Barat sampai Ratu Plaza atau Blok M kan semua ada jalur alternatifnya. Kalau Jalan Angkasa, Jalan Garuda, Jalan Soepomo enggak bisa dijalankan di sana, enggak ada kajiannya," ujar pria yang biasa disapa Ahok itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com