Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Motor Ini Anggap Bus Gratis Hanya Penebus Rasa Bersalah Pemprov DKI

Kompas.com - 07/01/2015, 18:27 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengendara sepeda motor tidak menganggap keberadaan bus tingkat gratis yang ditujukan untuk pengendara motor yang dilarang melintasi Jalan MH Thamrin. Jika bus itu ditiadakan, pengendara motor juga mengaku itu tidak jadi masalah.

"Bus gratis itu kan hanya penebus rasa bersalahnya Pemprov DKI saja ke pengendara motor. Gara-gara dilarang lewat Jalan MH Thamrin," ujar salah seorang pengendara motor, Ridwan, ketika ditemui di Cikini, Rabu (7/1/2015).

Bus-bus gratis itu disediakan untuk mengantisipasi adanya larangan melintas di jalan tertentu bagi pengendara motor. Bus gratis itu dinilai menjadi solusi bagi kebijakan tersebut. Karena itu, kata Ridwan, pemerintah tidak terlalu merasa "berdosa" terhadap pengendara motor karena dilarang melintas.

Padahal, kata Ridwan, tidak banyak pengendara motor yang menggunakan fasilitas bus tranjakarta maupun bus wisata gratis seperti yang ditawarkan Pemprov DKI. Pengguna bus-bus gratis itu justru dari masyarakat yang memang sudah biasa menggunakan transportasi umum.

Sementara itu, pengendara motor lebih memilih mencari jalan alternatif. "Ya intinya kami pengendara motor enggak akan kehilanganlah," ujar Ridwan. Mengenai sistem park and ride, Ridwan berpendapat itu adalah konsep yang bagus dan lebih tepat sasaran.

Akan tetapi, dia menduga, pengendara motor masih akan tetap memilih memutar jalan dibanding harus memarkir motornya. Bagi Ridwan, tidak ada kenyamanan melakukan perjalanan yang mengalahkan berkendara dengan motor.

Pengendara lain, yaitu Rafiq, juga setuju jika bus tingkat gratis tidak banyak berpengaruh bagi pengendara motor. Akan tetapi, dia tidak setuju jika keberadaannya dihapus. Hal ini karena bus-bus itu tetap memiliki nilai manfaat bagi masyarakat lain.

Rafiq juga melihat tidak efektifnya bus-bus gratis itu sebenarnya juga disebabkan oleh ketersediaan bus itu sendiri. Saat ini, masyarakat masih harus menunggu lama jika mau menaiki bus gratis itu.

"Bus tingkat itu enggak efektif mungkin karena jumlah bus itu sendiri kurang ya. Jadi, warga harus menunggu lama bus itu. Warga jadi banyak memilih angkutan lain selain bus tingkat yang gratis," ujar Rafiq. Karena itu, kata Rafiq, solusinya bus gratis itu bukan malah dihapuskan, melainkan ditambah.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit melihat penggunaan bus tingkat gratis sepanjang kebijakan pelarangan sepeda motor diberlakukan di Jalan Medan Merdeka Barat hingga Jalan MH Thamrin tidak efektif. [Baca: Bus Tingkat Gratis Dinilai Tidak Efektif]

Bus gratis tersebut tidak sepenuhnya digunakan oleh pengendara sepeda motor. Danang menyebutkan, daripada Pemprov DKI mengeluarkan banyak biaya untuk membeli bus tingkat gratis, hal itu lebih baik untuk membuat sistem park and ride.

Park and ride yang dimaksud oleh Danang adalah membuat tempat parkir yang lokasinya cukup jauh dari tempat larangan sepeda motor. Kemudian, dari sana, pengendara sepeda motor melanjutkan perjalanannya dengan angkutan umum.

Menurut Danang, karcis parkir yang didapat oleh pengendara saat memarkirkan sepeda motornya dalam sistem park and ride seharusnya bisa juga dipakai untuk menaiki angkutan umum yang dipilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com