Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan APBD DKI 2015 Disahkan?

Kompas.com - 12/01/2015, 12:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rangkaian pembahasan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2015 akan dimulai hari ini, Senin (12/1/2015). Adapun agenda yang akan dilakukan adalah penyampaian pidato Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang akan dilaksanakan di ruang paripurna di Gedung DPRD.

Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, akan ada serangkaian rapat yang akan dilaksanakan sebelum dilakukannya pengesahan APBD 2015. "Setelah pidato gubernur hari ini, rapat paripurna kedua akan digelar Rabu nanti (14/1/2015). Agendanya penyampaian pemandangan umum fraksi-fraksi terhadap RAPBD DKI," kata Pras, di Gedung DPRD DKI, Senin (12/1/2015).

Setelah itu, kata Pras, rapat paripurna ketiga akan dilaksanakan pada Jumat (16/1/2015) dengan agenda penyampaian jawaban gubernur terhadap pemandangan umum fraksi-fraksi.

Usai tiga rapat paripurna tersebut, lanjut dia, pembahasan RAPBD 2015 dilanjutkan di tingkat komisi yang dijadwalkan efektif dilakukan pada 19-22 Januari, dilanjutkan dengan pembahasan di tingkat internal Banggar pada tanggal 23 Januari, dan rapat Banggar dengan Tim Penyusunan Anggaran Daerah (TPAD) DKI pada tanggal 26-27 Januari.

Rapat akan kembali digelar pada 28 Januari dalam agenda rapat gabungan pimpinan DPRD DKI, yang dilanjutkan dengan pembahasan di tingkat Fraksi pada 29 Januari. Hasil pembahasan anggaran di tingkat fraksi kemudian akan dibawa dalam rapat pimpinan DPRD kedua yang dilaksanakan pada 30 Januari.

Kemudian, kata dia, pada tanggal 3-13 Februari, TPAD bersama BPKD akan menyusun kode rekening kegiatan dalam Raperda APBD DKI 2015. Setelah tahapan ini, barulah RAPBD bisa disahkan menjadi APBD.

Menurut Pras, pengesahan APBD DKI diprediksi baru dapat disahkan pada 16 Februari, setelah berakhirnya rangkaian proses tersebut. "Pokoknya Februari sudah tuntas semuanya. Kita sudah jadwalkan 16 Februari sudah rapat paripurna keempat, pengesahan APBD DKI 2015," ucap politisi asal PDI Perjuangan itu.

Seperti yang diberitakan, pada pekan lalu Pemprov dan DPRD DKI telah menyepakati Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUAPPAS) dengan besaran Rp 73 triliun.

Jumlah tersebut turun dibandingkan dengan yang diajukan sebelumnya, Rp 77 triliun. Penurunan diantaranya disebabkan karena adanya penurunan dana penyertaan modal pemerintah (PMP) untuk BUMD, dari Rp 11,3 triliun menjadi hanya Rp 6,6 triliun.

Dari delapan BUMD yang diajukan oleh Pemprov, hanya dua yang disetujui. Keduanya adalah BUMD yang bergerak di bidang transportasi, yakni PT MRT Jakarta dan PT Transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com