Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2015, 15:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menengarai ada oknum yang sengaja mengusulkan anggaran senilai Rp 8,8 triliun di dalam RAPBD 2015. Sebab, lanjut dia, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi juga tidak mengetahui adanya anggaran "siluman" tersebut. 

"Ada oknum yang diam-diam sengaja memasukkan anggaran fiktif itu dan membuat kami (Pemprov dan DPRD DKI) jadi ribut. Makanya tadi Pak Pras juga kesal, dia keluarin kertas dan bilang, 'Ini sosialisasi apaan ini', Pak Pras ngomong begitu lho," kata Ahok, di Balaikota, Senin (19/1/2015).

Lebih lanjut, dia meminta Bappeda untuk terus mengawasi anggaran ini. Ahok pun mengklaim bahwa melalui sistem e-budgeting, dapat diketahui oknum mana saja yang mencoba memasukkan anggaran siluman.

Apabila nantinya ada anggaran siluman, lanjut Ahok, berarti ada kongkalikong antara DPRD dan Pemprov DKI, dalam hal ini Bappeda, BPKD, ataupun SKPD terkait.

"Pasti ada oknum DPRD yang menyodorkan (anggaran siluman), disuruh diisi ke e-budgeting. Terus bisa juga SKPD atau suku dinas yang sudah ditawari komisi dan harus masukin anggaran tidak jelas itu. Sekarang gampang saja, dua tahun lalu kan terjadi anggaran siluman, tahun ini anggota DPRD kan hampir semuanya baru," kata Ahok.

Lebih lanjut, Ahok mengatakan, paripurna pandangan gubernur atas pandangan fraksi terkait RAPBD 2015 akan diselenggarakan pada Selasa (20/1/2015) esok.

Sedianya, paripurna itu diselenggarakan pada Jumat (16/1/2015) lalu. Namun, karena Ahok menemukan adanya anggaran siluman itu dan langsung mencoretnya, maka paripurna dibatalkan.

Pada paripurna esok, Ahok menegaskan agar anggaran sosialisasi senilai Rp 8,8 triliun tidak ada lagi di dalam pembahasan RAPBD 2015.

"Saya bilang anggaran yang itu mesti dibuang. Kemarin itu sampai segepok (program) dan nilainya sampai Rp 8,8 triliun. Enggak tahu siapa yang masukin, enggak jelas nyuruh Bappeda masukin ke RAPBD, ya kami tolak," tegas Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com