Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Temuan KPK, Alasan Ahok Tak Lagi Anggarkan BOP Sekolah Swasta

Kompas.com - 27/01/2015, 18:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak lagi mengalokasikan biaya operasional pendidikan (BOP) untuk sekolah swasta.

Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menjelaskan penghentian dana BOP itu disebabkan karena adanya temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2014 lalu yang alokasinya tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah atau tidak tepat sasaran. 

"Akhirnya kami batalkan (pemberian BOP untuk sekolah swasta), karena KPK rekomendasikan tidak boleh lagi memberikan BOP ke (sekolah) swasta," kata Basuki, di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (27/1/2015).

Ia mengungkapkan, salah satu anggaran yang tidak tepat sasaran adalah anggaran yang seharusnya untuk operasional sekolah, namun nyatanya tidak digunakan untuk operasional sekolah.

Kendati demikian, ia mengaku, masih banyak siswa yang belajar di sekolah swasta merupakan siswa tidak mampu. Solusinya adalah Pemprov DKI mengalokasikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada siswa sekolah swasta.

"Hanya saja uangnya (KJP) enggak bisa ditarik kontan, bayar SPP uang sekolah semuanya debet. Kalau kami berikan uang tunai, kami kasih Rp 800.000 per bulan atau Rp 9,6 juta per tahun, dia (siswa) bisa langsung beli motor begitu terima uangnya," kata Basuki. Adapun alokasi anggaran untuk KJP di APBD 2015 sebesar Rp 2,2 triliun.

Beberapa sekolah swasta di Jakarta menganggarkan gaji para guru berasal dari BOP. Karena tidak semua pelajar atau siswa berasal dari keluarga mampu, sehingga pihak sekolah meniadakan iuran atau SPP bulanan.

Dana BOP ini dihentikan sejak Januari-Juni 2014. Salah satu alasan adanya temuan BPK karena penyaluran dana hibah BOP sekolah swasta masih belum sesuai ketentuan dan tidak efektif, senilai Rp 6,05 miliar.

Sekolah tidak mengajukan proposal, tetapi menerima BOP. Dana BOP tidak dimanfaatkan sekolah sesuai peruntukan. Sehingga terjadi manipulasi dokumen surat keterangan tidak mampu (SKTM) sebagai syarat pengajuan BOP yang berindikasi kerugian negara senilai Rp 2,19 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com