Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Uang Palsu dalam Bentuk Dollar dan Euro

Kompas.com - 06/02/2015, 13:57 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polda Metro Jaya mengimbau masyarakat untuk lebih mewaspadai peredaran uang palsu dalam bentuk mata uang asing, baik itu dollar AS maupun euro. Sebab, belum lama ini Subdit Industri dan Perdagangan (Indag) Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menggagalkan peredaran uang palsu senilai Rp 17,4 miliar.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mujiyono mengatakan, uang palsu tersebut sedianya akan diedarkan di Kemayoran, Jakarta Pusat. Sebagian lagi akan dikirim ke Singapura untuk diedarkan ke negara-negara lainnya, seperti Suriah. [Baca: Dibongkar, Sindikat Pemalsu Dollar dan Euro Rp 16,4 Miliar]

"Dari hasil penelusuran, sebenarnya sudah ada uang yang beredar di luar negeri, tetapi untuk di Indonesia dan Singapura belum ada," kata dia, Jumat (6/2/2015).

Mujiyono mengatakan, uang palsu yang telah diamankan memang mirip dengan uang asli. Inilah yang membuat masyarakat rentan tertipu. Namun, menurut dia, ada ciri yang membuat uang palsu ini mudah dikenali, yaitu harganya yang murah.

Mujiyono mengatakan, uang palsu biasanya dijual jauh lebih murah dibandingkan uang asli. Bahkan, selisihnya bisa mencapai setengah harga. "Maka jangan cepat percaya kalau ada yang menawarkan seperti itu. Seharusnya laporkan saja," kata Mujiyono.

Ia juga menyarankan kepada masyarakat yang akan membeli mata uang asing untuk bertransaksi di tempat resmi. Dalam kasus uang palsu yang baru saja terungkap, uang palsu dibawa oleh tiga orang warga negara asing, dua asal Kamerun berinisial J, B, dan C dari Guinea.

Mereka ditangkap bersama barang bukti berupa mata uang dollar AS senilai Rp 5,6 miliar dan mata uang euro senilai Rp 10,8 miliar. Saat ini, kepolisian tengah melakukan penyidikan lebih lanjut soal jaringan uang palsu tersebut.

"Polri melakukan kerja sama dengan Kedutaan Amerika Serikat dan FBI dan menyatakan barang bukti yang diamankan ini palsu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com