Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2015, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Bendungan atau pintu air itu baru beberapa waktu lalu selesai dibangun. Pintu air baru yang terletak di sekitar Rawa Kalong, Gunung Sindur, Bogor, itu memindahkan aliran air Kali Angke. Orang sekitar menyebutnya Pintu Air Jengglongan. Biasanya pesepeda yang melewatinya menjadikan pintu air itu untuk latar belakang berfoto.

Kini, ”situ” di sekitar Pintu Air Jengglongan itu sudah mengering. Kawasan sekitarnya sudah ditandai plang-plang nama sebuah perusahaan pengembang besar. Belum diketahui, apakah pemindahan pintu air itu ada hubungannya atau tidak dengan pengembangan wilayah yang sedang berkembang menjadi kawasan permukiman itu.

Namun, pada Minggu (8/2/2015) pagi, saat hendak dilewati, ternyata pintu air yang baru dibangun itu telah lenyap. Bangunan betonnya jebol. ”Kemarin Kali Angke meluap, habis deh air bah ngancurin pintu air,” ujar seorang penduduk.

Sejumlah beronjong batu disiapkan untuk mencegah terjangan air meluas. Di kejauhan, kerusakan akibat hebatnya terjangan air terlihat, menjebol dinding tebing dan lahan kosong di sekitarnya. Rupanya Kali Angke mengamuk.

Terbayang kalau kejadian itu kelak terjadi ketika perumahan-perumahan di sekitar pintur air sudah dibangun. Tindakan membelokkan kali atau sungai banyak terjadi di sejumlah kawasan. Di Pamulang, misalnya, Kali Angke yang tadinya meliuk-liuk sesuai kodrat alam diuruk, dialihkan untuk pengembangan kawasan perumahan.

Itu baru satu sungai. Hal yang lebih kurang sama terjadi pada 13 sungai lain yang melintasi Jakarta. Bukan saja karena alirannya secara alamiah diubah atau direkayasa manusia, sedimentasi yang terjadi di sungai-sungai juga menjadi penyebab tidak mampunya sungai menampung air.

Tidak hanya kali, danau-danau atau situ di seputaran Jabodetabek pun sudah banyak yang menghilang. Dari data lama (2009) saja tercatat jumlah situ di Jabodetabek berkurang dari 240 situ menjadi 184 situ atau 56 situ lenyap.

Situ-situ banyak beralih fungsi menjadi permukiman. Padahal, situ-situ itu merupakan bentukan alam, tempat parkir air ketika hujan turun dan debit air berlebih. Ketika hujan turun, tempat parkir air tidak ada, dan dipastikan air akan mencari tempat ke wilayah lainnya.

Hilangnya atau beralih fungsinya situ hanyalah satu dari penyebab air meluap menjadi banjir di Ibu Kota. Wilayah Jakarta juga disebutkan sudah menjadi hutan beton dalam arti sesungguhnya. Ruang terbuka hijau di kawasan seluas 661,52 kilometer persegi itu hanya sekitar 10 persen.

Idealnya, Jakarta harus memiliki ruang terbuka hijau 30 persen dari luas wilayahnya. Pembuatan sumur resapan atau biopori baru berupa upaya seremonial semata, belum menjadi tindakan yang berdampak terhadap strategi pencegahan banjir.

Persoalan banjir di Jakarta mengalir dari hulu ke hilir, dari turunnya permukaan air tanah hingga permukaan air laut yang lebih tinggi. Belum lagi berbelitnya birokrasi dan konflik berbagai kepentingan. Jika semua itu tidak diselesaikan secara utuh dan terpadu, persoalan banjir Jakarta ini tidak akan pernah surut. Warga Ibu Kota tidak cukup hanya mencaci pemerintah atau para pejabatnya, sementara mereka masih membuang sampah sembarangan.

Atau jangan-jangan, kalaupun Jakarta mengalami banjir seperti kemarin itu sudah semestinya. Ibarat peribahasa, siapa menanam angin dia akan menuai badai. Siapa mengganggu alam, dia akan menuai bencana. (Agus Hermawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com