Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Beraktivitas Normal di Lokasi Letupan ITC Depok

Kompas.com - 24/02/2015, 11:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Suasana di lantai mezzanine ITC Depok tampak normal, Selasa (24/2/2015). Masyarakat tampak melakukan aktivitasnya seperti biasa setelah semalam terjadi letupan di toiletnya.

Pantauan Kompas.com, para pedagang tampak membuka kiosnya dan tetap melakukan kegiatan usahanya seperti biasa.

Wahana bermain anak juga tetap beroperasi. Tampak beberapa orangtua sedang mendampingi anaknya menjajal fasilitas permainan yang disediakan. Hal yang sama juga terjadi pada outlet Samsat yang ada di lokasi tersebut.

Gerai-gerai tetap melayani warga yang hendak melakukan pengurusan surat-surat kendaraan bermotornya. Outlet Samsat hanya berjarak sekitar 10 meter dari toilet, yang menjadi titik terjadinya letupan pada Senin (23/2/2015) kemarin.

Letupan berasal dari salah satu kardus yang berisikan sebuah kaleng, baterai, rangkaian kabel berwarna merah dan hitam, cairan, detonator, serta empat buah botol plastik berwarna biru.

Saat ini, toilet ini masih ditutup. Akses masuknya dipasangi garis polisi dan mendapat penjagaan dari petugas keamanan.

Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul menyatakan bahwa letupan sama sekali tak menimbulkan kerusakan. Bahkan, menurut keterangan saksi, suara letupan terdengar seperti suara letusan balon.

"Yang jelas ini bukan ledakan, tetapi letupan. Sebab, kalau ledakan itu kan menimbulkan kerusakan. Menurut keterangan para saksi, yang tadi itu terdengar seperti balon," kata dia seusai olah TKP, Senin malam.

Meski demikian, Martinus menyatakan bahwa pihak kepolisian tetap menyelidiki benda-benda yang ditemukan di lokasi kejadian.

"Polisi tentu akan tetap menyelidiki komponen yang ditemukan, terutama untuk mencari tahu pemicu letupan. Di lokasi juga ditemukan cairan. Tentu kita akan cari tahu apakah ini bahan kimia atau bukan," ujarnya.

Menurut Martinus, untuk sementara, pihak kepolisian menyatakan bahwa peristiwa tersebut tak terkait dengan aksi teror. Kepolisian juga menyatakan bahwa sejauh ini situasi di Depok masih aman dan terkendali. "Masyarakat tidak perlu waswas. Depok aman terkendali," kata dia.

Tidak hanya itu, Martinus juga menyatakan bahwa kepolisian telah memberikan jaminan keamanan ke pengelola ITC Depok. Dengan demikian, kata dia, ITC Depok tidak perlu sampai menghentikan aktivitasnya.

"Kami menyarankan agar pengelola tidak menghentikan aktivitas. Jadi, silakan saja beraktivitas seperti biasa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com