Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Pengadaan UPS Ramai Diberitakan, Pejabat Jakbar Sebut Rekannya Hilang

Kompas.com - 10/03/2015, 21:12 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Suku Dinas Pendidikan 1 Jakarta Barat Slamet Widodo disebut oleh Samlawi, Kasudin Pendidikan 2 Jakarta Barat, sebagai pihak yang paham terhadap pengadaan uninterruptible power supply (UPS) di sekolah-sekolah Jakarta Barat.

Sebab, untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2014, Slamet berperan sebagai Kasudin Pendidikan Menengah yang juga bertindak sebagai kuasa pemegang anggaran (KPA) untuk pengadaan UPS di Jakarta Barat.

"Pak Slamet itu dulunya Kasudin Dikmen (Pendidikan Menengah), jadi dia KPA-nya. Kalau saya, saya enggak tahu, kan bukan saya kasudin-nya. Saya baru jabat mulai 2 Januari 2015," kata Samlawi, Selasa (10/3/2015).

Pembagian tugas kepala Suku Dinas Pendidikan di Jakarta Barat dulu terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Namun, pada 2015, pembagiannya dilakukan berdasarkan wilayah, yakni wilayah 1 dan 2.

Sudin Pendidikan Jakarta Barat wilayah 1 mencakup Kecamatan Kalideres, Cengkareng, Tambora, dan Taman Sari. Sementara itu, Sudin Pendidikan Jakarta Barat wilayah 2 membawahi Kecamatan Kembangan, Kebon Jeruk, Palmerah, dan Grogol Petamburan.

Samlawi yang juga mantan Kepala Seksi Pendidikan Kecamatan Kebon Jeruk itu menambahkan, semenjak ada pemberitaan soal UPS di berbagai media, Slamet seakan menghilang dan tidak lagi terlihat di kantor.

Samlawi mengaku sudah mengirim pesan sampai menelepon Slamet, tetapi tidak ada balasan. "Biasanya telepon-telepon, tanya, 'Ada rapat apa, Pak, hari ini?' Kali ini, enggak ada balasan, saya juga enggak tahu kenapa," kata Samlawi.

Adapun ruang kerja Samlawi dan Slamet berada di lantai yang sama, yakni lantai 11 gedung B Kantor Wali Kota Jakarta Barat daerah Kembangan. Bedanya, kantor Samlawi ada di sisi kanan dari lift, sedangkan kantor Slamet di sisi kiri.

Polda Metro Jaya memulai penyelidikan kasus UPS di sekolah sejak 28 Januari 2015. Penyidik dari Subdirektorat Tindak Pidana Korupsi Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Subdit Tipikor Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya telah menyelidiki dokumen-dokumen terkait proyek pengadaan UPS, alat UPS, lokasi UPS, dan hal lainnya.

Polda juga telah memeriksa dua pejabat pembuat komitmen (PPK) yang berasal dari Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Semua saksi yang dipanggil datang, kecuali PPK dari Sudindikmen Jakarta Barat, yaitu Alex Usman.

Dalam kasus ini, Alex diperiksa dalam kapasitasnya sebagai Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Sudin Pendidikan Jakarta Barat, sesuai jabatannya saat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com