Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Jika Pembahasan RAPBD Tak "Deadlock", DPRD Akan Malu Sendiri

Kompas.com - 17/03/2015, 16:48 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menyebut tidak akan terjadi kesepakatan dalam pembahasan evaluasi dokumen Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2015 bersama Pemprov DKI dan DPRD DKI.

Sebab, kata dia, DPRD sebelumnya telah mengklaim bahwa dokumen RAPBD yang dikirim DKI ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) merupakan dokumen palsu. 

"Kalau dia (DPRD) enggak bikin (pembahasan RAPBD) deadlock, dia malu sendiri dong kan dia bilang ada dua versi RAPBD," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (17/3/2015). 

Dugaan pengiriman dokumen RAPBD palsu ke Kemendagri itulah yang menjadi dasar pelaksanaan hak angket. Selain itu, pelaporan beberapa anggota DPRD DKI kepada Basuki ke Bareskrim Polri juga karena alasan tersebut.

Basuki mempertanyakan kepada DPRD, jika mereka menyebut dokumen RAPBD DKI palsu, kenapa Kemendagri mau melakukan evaluasi serta mengoreksinya.

"Berarti Mendagri mengkoreksi dokumen palsu dong. Kalau evaluasi ini, kami bahas bersama, dan kami serahkan kembali ke Kemendagri dalam bentuk Perda, malu kali DPRD. Masa dokumen palsu disahkan dia, mungkin pikiran mereka (membuat deadlock pembahasan) seperti itu," kata Basuki. 

Lebih lanjut, pembahasan itu tinggal soal koreksi dokumen RAPBD dari Kemendagri saja. Tidak perlu lagi membanding-bandingkan dokumen RAPBD DKI dengan RAPBD versi DPRD DKI.

DPRD bersama DKI tinggal memutuskan pengalihan anggaran yang dikoreksi Mendagri. Misalnya ada duplikasi anggaran di Dinas Pendidikan dan Dinas Perumahan untuk rehab sekolah, DKI dan DPRD tinggal memutuskan anggaran itu akan dialokasi ke mana.

Sementara jika ada sisa anggaran akibat duplikasi, bisa dialihkan untuk pembelian tanah, alat berat, truk sampah, dan lain-lain.

"Ya sudahlah kalau saya bilang, memang beberapa teman-teman (DPRD) itu mau bikin deadlock saja. Ya sudah kami pakai Pergub (penggunaan pagu anggaran APBD Perubahan 2014) saja," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com