Basuki yang datang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Arie Budhiman dan Wakil Kepala Dinas Pendidikan Sopan Adrianto langsung melihat-lihat dengan seksama ruang kelas di lantai 3 yang sudah habis terlalap api. Ia terlihat serius berbicara dengan dua pejabat DKI tersebut dan meminta program rehabilitasi berat SMP 65 menjadi skala prioritas.
"Enggak mau lagi saya bangunan dibangun pakai kayu, seharusnya pakai baja, kabel-kabel pun sekarang semua enggak sesuai standar. Jadi kontraktor itu suka 'main', harusnya diameter kabelnya sekian langsung mereka ganti yang bukan SNI," kata Basuki kepada Arie dan beberapa pejabat Dinas Pendidikan DKI lainnya, Senin (4/5/2015) pagi.
Menurut dia, guru juga harus berperan aktif untuk terus melaporkan kondisi bangunan sekolah. Hal ini, lanjut dia, untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan terjadi di sekolah.
Selain itu, Basuki juga menginstruksikan Arie untuk mempercepat proses lelang pelaksanaan rehabilitasi berat gedung SMP 65. Sebab, siswa-siswi di sana tak bisa selamanya mengungsi ke sekolah lain.
"Konsultan juga enggak periksa lagi, jadi waktu selesai (bangunannya), harusnya guru juga lapor, minimal kita cerewet. Guru-guru kan selama ini enggak mau tahu (keadaan gedung sekolah). Kalau ada kontraktor enggak benar harus lapor dan protes ke saya, ini kan kelihatan berarti standarnya enggak benar," kata Basuki.
Adapun tinjauan Basuki ke SMP 65 hanya berlangsung sekitar 15 menit. Selama pelaksanaan UN hingga 7 Mei 2015, siswa-siswi kelas IX menumpang mengerjakan UN di SMA 80.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.