Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Tahu Mengapa Orangtua Telantarkan Bocah AD

Kompas.com - 15/05/2015, 09:16 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Polda Metro Jaya memeriksa T (45) dan N (42), selaku orangtua yang diduga menelantarkan lima anaknya, selama 1 kali 24 jam terhitung sejak Kamis (14/5/2015). Kepada polisi, T dan N berkali-kali membantah tuduhan bahwa mereka telah menelantarkan anak-anaknya.

"Kan kalau kata dia, anak nakal, makanya dihukum. Nah kita belum tahu anaknya itu nakal kenapa, kok orangtuanya bisa sampai enggak kasih masuk ke rumah sebulan kenapa, itu yang masih kita dalami," kata Kanit I Subdit Jatanras Direskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Budi Towuliu, Kamis malam.

Menurut Budi, selama pemeriksaan yang berlangsung sejak Kamis sore hingga malam, T dan N bisa menjawab pertanyaan dengan lancar. Dari jawaban mereka, ujar Budi, terlihat bahwa mereka memang sengaja membebaskan anak laki-laki satu-satunya, AD (8), yang juga disebut oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai anak yang paling ditelantarkan.

"Sama anak cowoknya kelihatannya agak cuek ya. Tapi, pas ditanya soal anak-anak ceweknya, orangtuanya ini kesal. Kenapa sampai dipisah, mereka takut anak ceweknya kenapa-kenapa," ujar Budi.

Menurut Sekretaris Jenderal KPAI Erlinda, T dan N merupakan orangtua yang normal alias tidak ada gangguan kejiwaan. Erlinda melihat bahwa mereka memiliki pandangan yang berbeda dari pandangan umum tentang cara merawat dan mengasuh anak.

"Mereka normal, kok. Pas datang ke sana kan saya ajak bicara. Saya jelaskan kalau ada laporan dari warga dan anak-anaknya sementara kami amankan," kata Erlinda.

Sebelumnya diberitakan, T dan N diduga menelantarkan kelima anaknya, L (10), C (10), AD (8), AL (5), dan DN (4). Hal itu dilaporkan oleh tetangga T dan N yang berada di Perumahan Citra Gran Cibubur, Bekasi, Jawa Barat. Dari laporan tersebut, KPAI bersama Kementerian Sosial dan polisi pun mendatangi rumah T.

Di sana, mereka menemukan kondisi di dalam rumah yang berantakan. Kelima anak itu pun langsung dibawa ke rumah aman yang keberadaannya dirahasiakan, sedangkan T dan N dibawa ke Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com