Hal ini disampaikan Basuki saat meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di SD 01 Menteng dan SD Santa Theresia, Senin (18/5/2015).
Menurut Basuki, siswa-siswi di dua sekolah tersebut merupakan anak-anak dari kalangan keluarga mampu.
"Jangan kalian pentingkan juara 1 tetapi tidak peduli teman, karena dalam hidup ini yang penting tim. Kita enggak bisa usaha sendiri, harus bisa sejahterakan sesama," kata Ahok, sapaan Basuki.
Ia meminta siswa-siswi untuk turut membantu melaporkan teman-temannya yang kurang mampu direkomendasi mendapat Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Selain itu, ia juga meminta siswa-siswi lebih peka terhadap keadaan tetangga kurang mampu, seperti anak sopir, maupun anak pembantu rumah tangga (PRT) yang sulit menebus ijazah.
Jika menemukan kasus tersebut, Basuki meminta siswa-siswi lapor ke kepala sekolah. Nantinya, lanjut Basuki, Pemprov DKI lah yang akan membantu. Jika tidak bisa, Basuki akan menggunakan dana operasionalnya untuk menebus ijazah.
"Seperti nasihat almarhum bapak saya yang bilang, 'sebenarnya banyak orang yang lebih pintar dari Ahok. Hanya saja mereka tidak punya kesempatan sekolah, makanya kamu (Ahok) kelihatan pintar'. Makanya kesempatan ini yang saya dan anak-anak perjuangkan semua di Jakarta," kata Basuki.
Meskipun berteman itu penting, namun menurut dia, siswa-siswi tetap harus bisa menjaga diri. Basuki mengungkapkan, sang ibu, Buniarti Ningsih, selalu meminta dia mengajak main teman ke rumah.
Tujuannya untuk mengetahui prilaku orang-orang disekitar anaknya. "Ibu saya dulu sering seleksi teman-teman saya yang main ke rumah. Yang rajin tetapi enggak pinter-pinter banget enggak apa-apa. Maksud Bapak cerita ini, Bapak ingin kalian lihat tetangga, anak pembantu yang kesusahan dan bisa dibantu," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.