Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Putra Betawi Jadi Gubernur Jakarta?

Kompas.com - 04/06/2015, 19:14 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilihan umum kepala daerah di DKI Jakarta baru akan berlangsung dua tahun lagi, tetapi perbincangan mengenai siapa yang bakal memimpin Ibu Kota hangat dibicarakan. Salah satunya dalam diskusi bertema "Kapan Putra Betawi Jadi Gubernur Jakarta?" oleh Ikatan Silaturahmi Betawi Muara (ISBM) dan Centre For Local Government Reform (Celgor) di Jakarta, Kamis (4/6/2015).

Para pembicara serta peserta dari beberapa ormas Betawi hadir dalam diskusi tersebut, di antaranya, Wakil Ketua ISBM Budi Mulyawan, intelektual Betawi Ihsanuddin Noorsy, serta perwakilan Sekda DKI, yaitu Kepala Bidang Politik Demokrasi Badan Kesbang DKI Jakarta, Almer Nainggolan.

Sedianya, Sekda DKI Jakarta Saefulah dan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana diundang untuk hadir. Namun, keduanya tidak datang hingga diskusi berakhir.

Wakil Ketua Ikatan Silaturahmi Betawi Muara (ISBM) Budi Mulyawan mengatakan, ISBM berharap putra Betawi dapat tampil untuk memimpin Jakarta. Pemimpin Jakarta yang berasal dari Betawi dipandang dapat berpihak kepada masyarakat asli Jakarta itu.

"Kami inginkan putra Betawi tampil lagi, untuk rebut Jakarta ini sehingga kebijakan dapat berpihak sama Betawi karena selama ini kami khawatir kebijakan pemda tidak berpihak terhadap putra Betawi, akhirnya diabaikan," kata Budi kepada wartawan, Kamis (4/6/2015).

Budi menilai, tidak semua pemimpin Jakarta betul-betul memperjuangkan masyarakat Betawi. Pemimpin yang ada, menurut dia, hanya menggunakan warga Betawi untuk kepentingannya. Ia tak menyebut siapa sosok putra Betawi kelak yang tepat memimpin Jakarta. Namun, menurut dia, yang penting yang memiliki moral, mengerti persoalan wilayah, dan mempunyai keinginan membangun Jakarta.

"Yang pasti kalau jeroannya Jakarta, kan, ya Betawi. Persoalan yang sekarang bukan dari Betawi, tapi dari orang luar Betawi. Dan ini yang harus ditata ulang dan kembali," ujar Budi.

Untuk mewujudkan calon pemimpin Jakarta asal Betawi, Budi menekankan pentingnya silaturahim antarorganisasi masyarakat Betawi dan para tokohnya. Saat ini, silaturahim antarsesama organisasi masyarakat Betawi masih "miskin". Selain itu, masih tak mudah karena akan ada perbedaan pendapat.

"Ini salah satu kelemahan Betawi. Ketika mempersiapkan (calon tokoh), ada yang setuju dan tidak setuju," ujar Budi.

Sementara itu, pakar kebijakan ekonomi yang menjadi tokoh intelektual Betawi dalam diskusi ini, Ihsanuddin Noorsy, mengatakan, tokoh panutan untuk sosok pemimpin Jakarta asal Betawi adalah yang tak hanya orientasi agamanya baik, tetapi juga yang mempunyai kepedulian sosial tinggi.

Ia menyarankan, ormas seperti ISBM dan Celgor bisa berembuk bersama ormas lainnya untuk menelurkan calon putra Betawi yang kelak dapat memimpin Jakarta. "Jahit dengan ormas lain, ngobrol, datang ke Bamus, datang ke FBR, yuk kita duduk bareng. Kira-kira, di 2017, ada apa di 2017. Ya, kita siap-siap," ujar Ihsanuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com