Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Commuter Line Bisa sampai Tak Terlacak di Stasiun Manggarai

Kompas.com - 15/06/2015, 15:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak terlacaknya KRL Commuter Line terakhir rute Jatinegara-Manggarai pada Senin (15/6/2015) dini hari ternyata karena input data yang error di Stasiun Manggarai. Hal itu menyebabkan petugas di ruang pengendali tidak mengetahui bahwa masih ada satu rangkaian kereta berpenumpang lagi dari Jatinegara yang beroperasi dan sedang mengarah ke Stasiun Manggarai.

Akibatnya, petugas pengendali mempersilakan KRL dari Bogor untuk jalan, tanpa menunggu terlebih dahulu kereta dari Jatinegara sampai di Manggarai.

Padahal, kereta yang akan menuju Bogor seharusnya menunggu terlebih dahulu kereta dari Jatinegara.

Sebab, kereta dari arah Jatinegara dijadwalkan tidak akan berjalan ke arah Bogor karena harus pulang ke depo yang ada di Bukit Duri. [Baca: Pukul 01.40, Penumpang Commuter Line Masih Telantar di Stasiun Manggarai]

"Jadi begitu pukul 00.05 kereta menuju Bogor masuk di Manggarai, penumpang yang di Manggarai sudah terangkut semua, keretanya jalan. Ternyata masih ada satu kereta dari Jatinegara mau ke Manggarai. Namun, kereta itu cuma sampai ke Manggarai, terus pulang ke Bukit Duri," kata Asisten Manajer Komunikasi PT KRL Commuter Jabodetabek (KCJ), Adli Hakim Nasution, di Stasiun Tanjung Barat, Senin siang.

Menurut Aldi, error-nya input data perjalanan kereta yang ada di Stasiun Manggarai merupakan kejadian kali pertama. Ia menduga hal itu terjadi akibat pergantian tanggal.

"Setelah kami lacak, itu karena ganti hari. Kan sudah lewat pukul 24.00 tuh. Jadi, ada sistemnya yang pas mau di-input malah enggak bisa. Biasanya pas ganti hari dari pukul 23.59 sampai 00.00 itu lancar. Tadi malam enggak tahu kenapa itu enggak lancar," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, puluhan penumpang arah Bogor dari Jatinegara telantar selama hampir dua jam di Stasiun Manggarai karena tidak adanya lagi kereta yang beroperasi.

Menurut Adli, kereta yang kemudian digunakan untuk mengangkut penumpang dari Bogor adalah kereta luar biasa, yakni kereta yang dioperasikan hanya dalam situasi mendesak.

"Kami bantu penumpang dengan kereta luar biasa sampai ke Bogor. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, terutama kepada sekitar 50 penumpang yang menunggu di Manggarai," kata Adli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com