Yayah yang ditemui di tokonya tidak bersedia menceritakan apa pun mengenai tembok tersebut kepada warga maupun media. Dia memang telah membangun tembok setinggi dua meter sepanjang sekitar 15 meter di Jalan Anggrek, Pasar Seng, Cikarang Kota.
Meski menolak diwawancarai, Kompas.com mendengar cerita dari warga dan pekerja mengenai sosok Yayah. Salah satu pengantar barang dari perusahaan makanan ringan, Haryadi, mengaku telah lama memasok barang dari toko-toko sembako milik Yayah. Dia mengatakan, Yayah memiliki banyak toko yang berada di sekitar jalan tersebut.
Sebelum Jalan Anggrek dibangun tembok seperti saat ini, Yayah sudah terlebih dahulu memperingati Satpol PP.
"Ibu sebelumnya udah kasih peringatan kalau bangunan dia jangan digusur karena itu punya dia dan dia punya sertifikat. Kata ibu, kalau Satpol berani, 'Lihat aja nanti,' gitu katanya," ujar Haryadi.
Haryadi tidak menyangka bahwa Satpol PP benar-benar membongkar bangunan Yayah. Dia juga tidak menyangka bahwa Yayah akhirnya memblokade total jalan tersebut sebagai upayanya melindungi lahan milik dia.
Haryadi mengaku tidak terlalu kaget atas aksi keluarga Yayah tersebut. Sebab, Haryadi mengatakan Yayah dan keluarganya memang keras dan memiliki prinsip.
"Semua di sini juga segan kali sama dia. Siapa yang enggak kenal," ujar Haryadi.
"Ibaratnya mah, yang enggak boleh dilawan itu kan ada tiga, penguasa, pengusaha, sama orang gila. Nah, si ibu nih penguasa sama pengusaha di sini, ditambah dia juga gila, gimana tuh?" ujar Haryadi.
Haryadi mengatakan belum mengetahui kapan tembok tersebut akan dirobohkan. Bahkan, dia mendengar si pembuat tembok tidak akan membongkar tembok tersebut lagi.
"Diginiin aja kayaknya sama ibu. Abis gimana, emang dia yang punya dan sertifikatnya ada," ujar Haryadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.