Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saling Lempar Tanggung Jawab soal Tembok Dibangun di Tengah Jalan

Kompas.com - 25/06/2015, 17:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Belum ada penanganan khusus dari Pemerintah Kabupaten Bekasi terkait warganya, Yayah, yang memblokade jalan umum dengan membangun tembok setinggi dua meter di Jalan Anggrek.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi Herman Hanafi berpendapat bahwa persoalan tersebut merupakan tanggung jawab Satpol PP. "Kalau diblok kan berarti harus penegak peraturan yang menangani, nah itu Satpol PP, bukan domain Dishub," ujar Herman di Cikarang, Kamis (25/6/2015).

Herman mengatakan, setiap pembongkaran untuk pengecoran jalan pasti memiliki data administratif masing-masing. Data tersebut ada di Pemkab Bekasi. Herman mengatakan perlu dilihat lebih lanjut mengenai status tanah tersebut.

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bekasi Sahat Banjar Nangon juga mengatakan bahwa aksi blokade tersebut bukan lagi tanggung jawab Satpol PP. [Baca: Pembangun Tembok di Jalan Umum Disebut Penguasa dan Pengusaha Setempat]

Sahat menilai hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab polisi untuk menindaklanjuti. "Ketika itu tertutup yang terganggu kan masyarakat. Jika sudah mengganggu ketertiban, itu sudah tidak lagi domain Satpol PP, tetapi pihak kepolisian," ujar Sahat.

Akan tetapi, Sahat menampik jika instansinya tidak bertanggung jawab atas hal ini. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Polresta Bekasi untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini. "Kita juga sudah koordinasi kok dengan polisi," ujar Sahat.

Untuk diketahui, warga Cikarang, Kabupaten Bekasi, Dede Rusdiah, membangun dinding setinggi dua meter sepanjang sekitar 15 meter di Jalan Anggrek, Pasar Seng, Cikarang Kota. Dinding tersebut dibangun sebagai aksi protesnya atas penggusuran yang dilakukan di lingkungannya. [Baca: Kesal Bangunannya Dihancurkan, Dede Bangun Tembok di Jalan Raya]

"Beberapa bangunan dia kena garuk Satpol PP, padahal dia ngaku itu tanah punya dia. Makanya sama dia jalan ditutup," ujar salah seorang warga, Rahmat, di Cikarang. [Baca: Ada Tembok di Tengah Jalan, Angkut Barang Pun Ambil Jalan Memutar]

Gara-gara dinding itu, pengendara motor menjadi tidak bisa mengakses jalan tersebut. Mereka terpaksa memutar melewati gang-gang sempit untuk melanjutkan perjalanan mereka. Jalan Anggrek sendiri biasanya digunakan oleh warga agar terhindar dari kemacetan di Jalan Yos Sudarso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com