Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Indonesia Majemuk Itu Kehendak Tuhan, Jangan Saling Suuzan

Kompas.com - 26/07/2015, 14:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan bahwa perdamaian akan terwujud jika setiap warga menerapkan konsep Bhinneka Tunggal Ika dalam hidup sehari-hari. Dengan keberagaman suku, agama, ras yang dimiliki warga Indonesia, Basuki meminta warga untuk saling menghormati dengan warga lainnya. 

"Kalau kata Pak Din (Ketua MUI Din Syamsuddin), kemajemukan Indonesia ini sudah keniscayaan atau kehendak Tuhan. Jadi jangan saling suuzan (berburuk sangka), kalau sering kumpul halalbihalal begini kan minimal tidak ada suuzan," kata Basuki, dalam acara Halal Bihalal yang diselenggarakan Indonesian Association For Religions And Cultures (IARC), di Hotel Sahid Jakarta, Minggu (26/7/2015). 

Ia tak memungkiri banyak konflik horizontal terjadi akibat perbedaan pandangan kepercayaan. Menurut dia, konflik itu tidak hanya terjadi antar warga yang keyakinannya berbeda. Namun terjadi pula pada warga yang seiman dan seagama.

Oleh karena itu, lanjut dia, acara silaturahim perlu diselenggarakan beberapa kali untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik horizontal antar warga.

"Sesama orang Kristen, Katolik, atau Islam juga ada masalahnya kok. Makanya kita harus duduk bersama, ini yang namanya toleransi, di mana saya bisa menerima perbedaan anda dan Anda bisa menerima perbedaan saya," kata Basuki. 

Senada dengan Basuki, Ketua MUI yang juga Penasihat IARC Din Syamsuddin mengatakan hubungan dan kerjasama antar umat beragama sangat penting untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang maju. Warga tidak boleh lagi memandang etnis maupun agama tertentu untuk bekerjasama.

Dengan dasar Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, lanjut Din, seharusnya warga Indonesia yang majemuk bisa bersatu padu.

"Sekarang hubungan antar umat beragama relatif baik. Konflik besar di awal reformasi seperti konflik Ambon dan Poso sudah selesai, proses rekonsiliasi berjalan baik. Meskipun saat Idul Fitri ada insiden Tolikara, tapi secara umum konflik itu sudah terselesaikan dan ini ikut menjamin stabilitas keamanan Indonesia," tambah Din.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com