Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Kirim Mata-mata Cek Harga pada Jakbook Fair

Kompas.com - 28/07/2015, 10:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui kekecewaannya terhadap penyelenggaraan Jakbook and Edu Fair 2015 karena adanya warga yang mengeluhkan tingginya harga perlengkapan sekolah yang dijual di sana.

Tak sekadar percaya, Basuki langsung mengirimkan mata-mata untuk menyelidiki keluhan warga tersebut. 

"Saya kirim orang, saya kirim mata-mata untuk cek harga di sana, dan kaget saya," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (28/7/2015).

Basuki mengaku kaget karena pameran itu tidak memberi harga terjangkau kepada pengunjung yang sebagian besar merupakan pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Potongan-potongan harga yang dijanjikan pun tak dipenuhi.

Basuki menjelaskan, sebenarnya pameran buku dan perlengkapan sekolah yang diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) dan bekerja sama dengan Pemprov DKI ini dilaksanakan secara rutin tiap tahun. Oleh karena itu, Basuki mengimbau guru-guru untuk mengajak siswa-siswanya membeli semua perlengkapan sekolah di sana.

Tahun lalu, tanpa pemegang KJP, pengunjung Jakbook Fair mencapai 350.000 orang.

"Tahun ini, saya tambah 489.000 pengunjung lagi deh dari pemegang KJP, dan saya kasih fasilitas bus gratis juga sebagai akses transportasi ke pameran."

"Pikiran saya, kalau kamu bikin pameran itu pasti bikin diskon habis-habisan, dan buku-buku dari penerbit pasti diskon habis-habisan. Kalau ada diskon kan sisa uang itu bisa buat tabungan anak-anak ketika mereka lulus," kata Basuki. 

Ia menengarai, penyelenggara sengaja membiarkan peserta menetapkan harga tinggi pada barang dagangannya. "Mereka pikir buat apa diskon murah-murah, apalagi mereka tahu bahwa pembelinya ini dari masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. Sekalinya pemegang KJP tarik duit, mereka pasti bakal beli macam-macam. Enggak tahunya malah dimanfaatin dinaikin harganya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com