Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Masuk Jebakan Batman Kita Nih...

Kompas.com - 04/08/2015, 08:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut banyak penyalahgunaan terjadi pada dana Kartu Jakarta Pintar (KJP). Dana yang seharusnya digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah bagi peserta didik itu justru disalahgunakan oleh oknum tertentu.

Basuki mengaku memang sengaja merancang KJP sebagai kartu identitas yang berbasis kartu ATM. Oleh karena itu, ia dengan mudah melacak siapa pun yang menyalahgunakan dana KJP. 

"Penyalahgunaannya terlalu besar. Dengan transaksi seperti ini, kami jadi bisa melacak. Saya tidak mau semuanya terbuka (bebas digunakan) kepada mereka," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/8/2015) malam. 

Melihat banyaknya penyalahgunaan dana KJP, Basuki mengambil kebijakan bahwa pemegang KJP hanya dapat membelanjakan perlengkapan sekolah serta buku pelajaran di Jakarta Book and Edu Fair 2015.

Saat bertemu dengan pengurus Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) sebagai penyelenggara acara tersebut, mereka menjanjikan pemberian potongan harga besar-besaran bagi pemegang KJP. Namun kenyataannya, Basuki menemukan harga-harga perlengkapan sekolah yang dijual di Jakbook and Edu Fair jauh lebih tinggi dibanding harga pasaran.

Akhirnya, Basuki mengubah kebijakannya. Ia mengizinkan pemegang KJP membeli perlengkapan sekolah dengan harga lebih miring di toko buku ataupun pasar. Dengan syarat, transaksi tersebut tetap nontunai atau menggunakan mesin electronic data capture (EDC) Bank DKI, ATM Bersama, dan Prima.

"Ada kasus, anak merasa belum terima kartu ATM. Bisa saja ada oknum yang ambil kartu ATM itu. Dia tarik dana tunai Rp 50.000, terus belanja sampai dikumpulin Rp 500.000-Rp 700.000, dan dia belanjakan (bensin) di SPBU."

"Dia salah sudah mainkan (KJP). Dia enggak sadar, untuk membuat KJP kan ada alamatnya. Kami cek, dan pihak ini (yang menyalahgunakan KJP) saya gugat (dengan pasal) kejahatan perbankan karena menggunakan (kartu) ATM orang lain. Bagus ini. Mereka masuk jebakan Batman kita," kata Basuki terkekeh.

Ke depannya, Basuki berencana membuat kebijakan agar KJP tidak bisa ditarik lagi secara tunai. Rencananya, kebijakan tersebut akan terealisasi pada tahun 2016. Hal ini dilakukan untuk mencegah dana KJP disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu.

Kini, ia membuat sistem baru pembatasan tarik tunai KJP. Penarikan dana tunai oleh siswa SD hanya bisa sebesar Rp 50.000 tiap dua minggu, sementara bagi siswa SMP dan SMA Rp 50.000 tiap satu minggu.

Jika pemegang KJP sudah menarik dana tunai Rp 50.000 dalam waktu yang ditentukan, maka pada keesokan harinya mereka sudah tidak bisa lagi menarik dana tunai KJP-nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com