Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Dirjen Kemendagri, DPRD Tanya soal Dana CSR yang Diterima Pemprov DKI

Kompas.com - 10/08/2015, 21:02 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek memaparkan banyak hal soal anggaran DKI, sejumlah anggota DPRD mengajukan pertanyaan. Wakil Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan ikut bertanya mengenai dana corporate social responsibility (CSR) yang diterima oleh Pemerintah Provinsi DKI.

"Ada pembangunan di Jakarta yang dibangun oleh CSR, apakah itu masuk dalam anggaran APBD?" ujar Ferrial di Balai Kota DKI, Senin (10/8/2015).

Ketua Fraksi Partai Nasional Demokrat Bestari Barus juga mempertanyakan hal yang sama. Menurut Bestari, dana APBD yang dimiliki Pemprov DKI sudah sangat besar. (Baca: Dirjen Kemendagri: Gaji Lurah DKI Rp 44 Juta, Camat Rp 33 Juta, Mendagri Rp 14 Juta)

Jika proyek pembangunan terus-menerus menggunakan dana CSR, Bestari khawatir akan terdapat sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) dalam jumlah besar dalam dana anggaran DKI.

"Mengenai CSR, DKI ini kan punya anggaran cukup buat bangun RPTRA (ruang publik terpadu ramah anak) misalnya. Ada yang kami dengar, itu dibangun dengan dana CSR. Sebetulnya, apa yang harus didahulukan? Apa anggaran kita dibiarkan silpa saja karena khawatir digunakan dengan salah dan akhirnya memilih menggunakan CSR?" ujar Bestari.

Menanggapi pertanyaan itu, Donny (sapaan Reydonnyzar) menjelaskan bahwa Pemprov DKI boleh saja menerima sumbangan, asalkan itu memang kemauan perusahaan untuk memberikannya bagi Provinsi DKI.

Jika CSR diberikan dalam bentuk uang, kata Donny, maka uang tersebut harus masuk dalam pencatatan, begitu pun jika CSR berbentuk barang dan jasa.

"Jadi, Pemda (Pemprov DKI) boleh saja menerima sumbangan sejauh sumbangan itu diberikan sukarela tanpa tekanan. Bahwa perusahaan itu sudah ikut berpartisipasi, boleh," ujar Donny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Megapolitan
Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Megapolitan
Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Megapolitan
Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Megapolitan
Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Megapolitan
Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Megapolitan
Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Megapolitan
PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

Megapolitan
Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com