"Waktu itu, abang saya pamit ke bapak jam 5 (pukul 05.00 WIB) pagi. Katanya mau jalan sebentar, tapi enggak tahu ke mana. Kirain sekitar perumahan. Enggak tahunya belum pulang sampai sekarang," kata adik kandung Ois, Ella Tamara (31), saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/8/2015) malam.
Menurut Ella, Ois dan kedua orangtua mereka baru pindah dari Medan, Sumatera Utara, setahun lalu. Sejak remaja, Ois didiagnosis menderita skizofrenia. Bahkan, pihak keluarga berencana memasukkan Ois ke rumah sakit jiwa (RSJ).
"Abang saya itu ada gangguan jiwa sejak remaja, sakit skizofrenia. Kita (keluarga) lagi cari RSJ yang pas, tapi dia (Ois) malah kabur duluan," ujar anak ketiga dari lima bersaudara tersebut.
Sejumlah upaya sudah dilakukan oleh pihak keluarga sejak seminggu terakhir, mulai dari penyebaran pamflet lewat kertas hingga digital. Pencarian langsung juga dilakukan dengan membagi tugas ke sejumlah titik yang diduga menjadi arah tujuan Ois.
"Kita juga sudah lapor ke Polsek Cileungsi saat hari kejadian. Tapi, kita tidak bisa berharap banyak sama polisi. Tanggapannya (polisi) normatif. Bilangnya, nanti kita hubungi kalau ketemu, tanpa realisasi. Jadi kita cari sendiri," ungkapnya.
Selama seminggu terakhir, sudah ada beberapa orang yang menelepon untuk mengabarkan ciri orang yang diduga mirip Ois. Namun, informasi tersebut tidak membuahkan hasil.
"Banyak yang telepon, kasih tahu ada di sini, ada di situ. Tapi, hasilnya nihil," ujar Ella.
Terakhir kali terlihat, Ois diketahui mengenakan celana jins biru dipadu atasan jenis baby doll perempuan motif corak batik merah coklat. Lelaki bertinggi 170 cm dengan berat 56 kilogram itu hanya mengenakan sandal jepit hitam saat keluar dari rumahnya.
Jika berpapasan, pria berperawakan kurus tinggi itu dapat dikenali melalui ciri kulitnya yang berwarna gelap, berwajah tirus, dan memiliki bekas jerawat.
Selain itu, pria berambut pendek lurus itu juga diketahui berhidung agak mancung dengan mata sipit serta ada parut luka di siku tangan kiri.
"Kemungkinan masih di daerah Cileungsi, Narogong, dan sekitarnya. Kalau lewat daerah itu, pasti harus naik bus besar dan harus bayar ongkos. Sedangkan abang saya itu tidak bawa uang," ujar Ella.
Ella dan keluarganya mengaku pasrah dan lelah mencari abangnya tersebut. Meski masih tetap berupaya, Ella juga meminta bantuan semua anggota masyarakat agar memberitahukan keberadaan Ois ke nomor ponselnya 081212477780. Masyarakat juga bisa menghubungi Osman di nomor 08236861037 atau Etta via 081389852678.
"Siapa pun yang menemukan, akan kita kasih imbalan. Mau uang atau apa pun, akan kita kasih," ujar Ella.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.