Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mau Jadi Tukang Ojek Saja Susahnya Minta Ampun..."

Kompas.com - 26/08/2015, 14:11 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan orang yang mendatangi kantor Blu-Jek, salah satu penyedia ojek berbasis aplikasi di kawasan Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, tampak kecewa. Awalnya, mereka datang ke sana karena mendapat informasi adanya perekrutan yang digelar Blu-Jek.

Namun, betapa kecewanya mereka saat ternyata pendaftaran kloter pertama sudah ditutup. Mereka pun harus menunggu pembukaan kloter pendaftaran berikutnya pada akhir September mendatang.

"Mohon maaf pendaftaran sudah ditutup, bisa dicoba lagi nanti akhir September," kata seorang petugas di depan pintu kantor tersebut, Rabu (26/8/2015).

Alhasil, tidak sedikit peminat yang mengeluh. Misalnya Supardi (45), yang sudah datang ke sana membawa syarat-syarat yang dibutuhkan, tetapi belum bisa mendaftar.

"Saya sudah jauh-jauh datang nih, masa taruh lamaran saja enggak boleh?" tanyanya dengan nada kesal kepada petugas.

Petugas pun hanya menggelengkan kepala sambil memohon maaf supaya Supardi datang lagi pada jadwal perekrutan yang sudah ditentukan.

Fadli (28), karyawan swasta yang berminat menjadi pengojek, pun mengeluhkan hal yang sama. Ia baru mendapatkan informasi perekrutan Blu-Jek semalam. Maka dari itu, ia baru mendatangi kantor tersebut pada siang ini.

Ia tidak mengetahui bahwa perekrutan ternyata sudah ditutup. Ia yang sudah mendaftar ojek berbasis aplikasi lainnya, seperti Go-Jek dan GrabBike, pun mengeluh karena belum juga mendapat panggilan. Peminatnya yang banyak membuat ia belum juga diterima menjadi pengojek.

"Mau jadi tukang ojek saja susahnya minta ampun.... Jakarta oh Jakarta," kata Fadli.

Petugas Marketing Commercial Blu-Jek, Arlingga Putranto, mengatakan, mereka yang ingin jadi pengojek Blu-Jek memang sudah sangat banyak. Padahal, penyedia layanan ojek berbasis aplikasi itu belum juga beroperasi.

"Sudah tembus sekitar 3.000 orang, padahal kami baru launching (peluncuran) pada 12 September mendatang. Makanya sekarang kami stop dulu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com