"Beberapa tahun terakhir trennya meningkat. Masyarakat berlomba-lomba untuk memalsukan (kondisi) daging atau menjual daging yang busuk," kata Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Sudin KPKP Jakarta Pusat, Hasudungan, pada Kompas.com di kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu (9/9/2015).
Menurut dia, penyebab meningkatnya penjualan daging, baik daging sapi, kambing, ayam, maupun ikan, disebabkan karena harganya yang juga semakin melambung dari tahun ke tahun.
"Indikasinya kemungkinan sejak beberapa tahun terakhir, 3 tahun terakhir, sejak harga daging yang mahal. Jadi pedagang tergoda melakukan hal di atas supaya dapat untung yang lebih banyak," sambung Hasudungan.
Belakangan, Sudin KPKP gencar melakukan pemeriksaan pada tempat-tempat yang menjual produk daging konsumsi. Khusus di beberapa supermarket, sejumlah temuan juga menunjukkan adanya kelalaian pihak supermarket dalam prosedur penjualan produk daging, baik dari sisi kebersihan maupun kevalidan perizinan untuk menjual produk itu.
"Kita gencar melakukan penmeriksaan karena daging ini bila tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan akan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. Apalagi yang mengonsumsinya tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak kecil yang masih rentan terkena toksik dari makanan," imbuh Hasudungan.
Sementara itu, tidak semua supermarket di kawasan Jakarta Pusat memiliki surat izin yang valid untuk menjual daging. Berdasarkan keterangan Sudin KPKP Jakarta Pusat, dari 23 supermarket yang ada di Jakarta Pusat, hanya ada 17 supermarket yang mengantongi izin resmi berjualan daging. Selebihnya ada yang izinnya sudah melampaui masa berlaku atau juga tidak memiliki izin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.