Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Usulkan Lulusan IPDN Juga Harus Ikut Tes Masuk CPNS

Kompas.com - 14/09/2015, 21:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyarankan moratorium penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) juga diberlakukan kepada alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Basuki mengaku saran itu juga diungkapkannya dalam pertemuan dengan Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (DPNIKAPTK) Djohermansyah Djohan, di Balai Kota, Senin (14/9/2015). 

"Saya tawarkan begini IPDN seperti STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara), lulus masih bertanding dengan yang lain. Kalau di luar Jakarta bisa saja lulusan IPDN otomatis langsung jadi PNS, tetapi kalau daerah yang sudah banyak universitasnya seperti DKI, ya lulusan IPDN pun harus ikut tes masuk (seleksi CPNS)," kata Ahok, sapaan Basuki. 

Di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), sebuah jabatan ditentukan bukan dari karier kepamongan. (Baca: Ahok Keberatan Struktur Birokrasi DKI Diisi Semuanya oleh Alumni IPDN)

Melainkan dari seleksi terbuka dengan kombinasi tes kompetensi berbasis computer assisted test (CAT), makalah, dan wawancara psikologi.

Sehingga ia mengaku senang dengan adanya pertemuan itu. Djohermansyah yang juga menjabat sebagai Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dapat memikirkan nasib IPDN ke depannya.

"Satu tahun itu lulus 1.500 orang dari IPDN di seluruh Indonesia dan yang masuk ke (Pemprov) DKI cuma 10 atau 11 orang, berarti enggak ada artinya dibanding 1.000 CPNS yang kami terima. Tetapi kalau ada moratorium, baru masalah berarti lima tahun berturut-turut isinya IPDN. Nanti setiap berapa tahun pejabat teras isinya cuma lulusan IPDN dan inilah yang menurut saya tidak fair, tidak adil," kata Basuki. 

Menanggapi hal itu, Djohermansyah meengungkapkan moratorium penerimaan CPNS merupakan kebijakan pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Sehingga ia meminta Basuki untuk mengusulkan perihal moratorium tersebut kepada Jokowi. Kata, Djohermansyah, jangan sampai hal yang diusulkan adalah pembubaran IPDN. (Baca: Ahok: Kalau Ada Moratorium PNS, Berarti Lulusan IPDN Juga Tak Boleh Diterima)

"Kalau UNPAD (Universitas Padjajaran) dibubarkan, apa Anda mau? Hanya gara-gara prestasi Anda tidak bagus, kan tidak terima Anda. Demikian juga kalau ada oknum pegawai alumni IPDN yang tidak bagus, apa berarti yang dibubarkan sekolahnya? Jadi kalau usulan tanpa angin atau hujan (pemikiran panjang), tentu kawan-kawan minta penjelasan dan sudah clear, tidak ada pembubaran IPDN," kata Djohermansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com