Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendengar Celoteh Pejalan Kaki di Jakarta

Kompas.com - 26/09/2015, 11:59 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga mengeluhkan kenyamanan pedestrian atau trotoar jalan yang ada di kawasan pusat Jakarta. Meski trotoar di beberapa area keramaian seperti kawasan Thamrin dan Sudirman saat ini sudah tergolong lebar, tak serta-merta membuat para pejalan kaki bebas bergerak.

"Pedestrian di Sudirman ini jadi sempit karena PKL (pedagang kaki lima) yang biasa berjualan memakan bagian trotoar. Kalau lagi macet juga kemakan motor yang suka lewat naik trotoar," kata Indira, salah satu pegawai di kawasan Setiabudi, saat ditemui Kompas.com, Sabtu (26/9/2015).

Indira tak hanya kurang nyaman akibat ruang gerak yang terbatas saat berjalan di trotoar. Ia juga pernah mendapat pengalaman tidak mengenakkan karena gelagat tidak baik dari pengendara motor.

"Waktu itu saya baru sampai Stasiun Sudirman menuju landmark Sudirman lagi jalan di trotoar, kebetulan macet. Ada motor naik, terus saya tegur, tapi saya malah dibentak karena menghalangi pemotor itu lewat," ujarnya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berniat memperlebar trotoar dengan mengambil jalur lambat.

Alasannya, pemerintah ingin para pejalan kaki merasa lebih nyaman atau bagi yang memiliki gedung bisa menjadikannya sebagai kafe atau tempat bersantai.

Teta, salah satu pejalan kaki di kawasan Thamrin-Sudirman, juga menilai belum ada kenyamanan maksimal pada trotoar jalan yang ada di Jakarta.

Konsistensi pemerintah

Ia pribadi mendukung rencana pelebaran trotoar di Jakarta. Namun, rencana pelebaran itu harus diikuti oleh konsistensi pemerintah dalam menata isi pedestrian.

"Yang penting kan penerapan setelahnya, misal soal PKL, gelandangan, tukang ojek yang mangkal. Kalau dilebarin tapi hal-hal itu msh ada ya sama saja bohong sih," kata Teta.

Dia juga mengkritik perawatan trotoar yang tak diperhatikan. Menurut dia, sejumlah area trotoar luput dari penerangan saat malam dan jauh dari bersih. (Baca: Wujudkan Tempat "Nongkrong" Anak Muda, Ahok Bakal Bongkar Jalur Lambat Thamrin-Sudirman)

"Pedestrian di Jakarta kayak di Dukuh Atas kebanyakan minim penerangan. Jadinya gelap dan rawan kejahatan, itu juga salah satu yang bikin enggak nyaman. Dan kadang di balik tiang-tiang jembatan atau pepohonan suka dipakai pipis, kalau lewat bau pesing," ujarnya.

Sejumlah trotoar yang ada di Jakarta Pusat tampak belum steril dari unsur pengguna selain pejalan kaki. Di kawasan Thamrin, Sudirman, dan Kebon Sirih misalnya, beberapa titik dipadati PKL dan pangkalan ojek, terutama di dekat halte bus dan persimpangan.

Saat jam sibuk juga tak segan para pemotor melintas di atas trotoar. Menurut Agnes, salah satu pejalan kaki, banyaknya pelanggaran di trotoar juga disebabkan oleh belum tegasnya peraturan bagi para pelanggarnya.

"Trotoar perlu dilebarkan, tetapi dibarengi sama peraturan motor jangan naik sih," kata Agnes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com