Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmu Copot Mencopot Pejabat ala Ahok Sebabkan Depresi?

Kompas.com - 02/10/2015, 13:15 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak asal mencopot atau merombak pejabat DKI. Menurut dia, para pejabat yang dilantiknya pun tidak asal ditunjuk.

Para pejabat itu sebelumnya melalui berbagai fit and proper test. Seperti tes psikologi, tes kompetensi melalui computerized assisted test (CAT), dan tes makalah. 

"Saya enggak terlalu baca makalah, karena bisa saja makalah itu dibeli. Saya lebih melihat tes CAT sama psikotesnya," kata Ahok, sapaan Basuki di Balai Kota, Kamis (1/10/2015). 

Hasil psikotes tersebut berupa rekomendasi apakah disarankan atau tidak disarankan menjadi pejabat. Psikolog memberi hasil calon pejabat itu terlalu kaku atau tidak disarankan menduduki posisi yang direkomendasi Basuki.

Menurut dia, untuk dapat merealisasi program seperti mengangkut sampah atau menyiram tanaman tidak perlu menjadi orang kreatif. Yang terpenting, lanjut dia, adalah punya keberanian mengeksekusi program. (Baca: Pejabat DKI Jadi Staf Depresi, Ini Tanggapan Ahok)

"Keputusan saya ini bisa saja salah. Misalnya ternyata punya rekam jejak nyolong, saya enggak peduli, yang penting kerja ke depannya bagus. Terus pejabat itu punya istri banyak, saya juga enggak peduli selama enggak diprotes istrinya. Banyak yang bilang, pejabat yang baru saya lantik gayanya sombong, enggak apa-apalah selama sama rakyat enggak sombong," kata Basuki. 

Cara lainnya dengan melihat rekomendasi dari kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI. Seperti contohnya ketika mencari Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Kehumasan (Kadiskominfomas) DKI.

Basuki mengangkat seorang kepala sekolah menjadi Kadiskominfomas untuk menerapkan sistem online. Dia adalah Agus Bambang Setyowidodo yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pelayanan Pajak.

Basuki meminta saran Agus, terkait siapa anak buahnya yang pantas menduduki posisi Kadiskominfomas DKI. Agus kemudian merekomendasi Ii Karunia menjadi Kadiskominfomas DKI.

Kini, kata Basuki, Ii bekerja baik di posisinya. Begitu pula dengan Kepala Dinas Pendidikan Arie Budhiman. Sebelumnya ia menjabat beberapa tahun sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI.

"Saya tanya ke Pak Arie, 'Pak Arie begitu lama di Dinas Pariwisata, mau pindah kemana?' Pak Arie bilang, 'Saya ingin urus pendidikan'. Ya sudah jadi Kepala Dinas Pendidikan dan bagus tuh kinerjanya," kata Basuki. 

Sehingga ia menampik banyak pejabat depresi akibat kebijakannya ini. Selama bekerja baik, pejabat itu tidak akan depresi.

"Katanya ilmu copot mencopot saya bikin depresi, ya lumayanlah psikolog jadi dapat penghasilan. Menurut saya, pejabat yang kerja baik enggak akan stres. Tetapi kalau nyolong, mohon maaf harus saya jadikan staf karena saya mau kurangi 20-40 persen jabatan struktural PNS," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com