Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik: Karena Ahok Gubernur, Ya Pasti Populerlah

Kompas.com - 15/10/2015, 10:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik menilai, tingginya popularitas Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lebih semata-mata karena statusnya sebagai pejabat petahana.

Taufik menilai, seorang pejabat petahana pasti akan memiliki tingkat popularitas yang lebih tinggi ketimbang figur-fifur penantangnya.

"Jadi, karena dia (Ahok) gubernur, ya pasti populerlah. Dibanding Mandra juga lebih populer Ahok sekarang," kata Taufik saat dihubungi, Kamis (15/10/2015).

Ia kemudian menyamakannya dengan kondisi beberapa bulan sebelum Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012.

Menurut Taufik, saat itu gubernur petahana Fauzi Bowo (Foke) masih lebih populer ketimbang calon-calon lainnya, tak terkecuali calon yang akhirnya keluar sebagai pemenang, Joko Widodo.

Sebagai informasi, saat Pilkada 2012, Partai Gerindra merupakan partai yang mengusung Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Ahok. 

"Dulu Foke juga lebih populer. Kita sudah pengalamanlah menghadapi calon yang lebih populer dari calon kita," ujar Taufik.

Seperti diberitakan, hasil survei yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan, bila Pilkada DKI digelar pada saat ini, diprediksi Ahok akan tetap unggul dibandingkan calon lainnya.

Persentase yang diraih Ahok bahkan jauh melampaui calon-calon lainnya. Berdasarkan survei tersebut, Ahok mendapatkan dukungan masyarakat Jakarta sebesar 23,5 persen. Urutan kedua diduduki Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan persentase 3,0 persen.

Urutan ketiga ditempati mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo dengan persentase 2,1 persen. Beberapa nama lain yang muncul berurutan setelah Fauzi Bowo adalah Tri Rismaharini, Tantowi Yahya, Jokowi, Abraham Lunggana, dan Anis Matta. 

Meskipun unggul, Ahok diperkirakan belum tentu keluar sebagai pemenang. Sebab, terdapat 63,2 persen masyarakat yang menyatakan belum menentukan pilihan. 

Survei yang dilakukan SMRC digelar dengan mewawancarai 800 responden. Dari jumlah tersebut, hanya 631 responden yang bisa diwawancarai dengan data valid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com