Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Dinilai Lakukan Pelanggaran karena Potong Anggaran

Kompas.com - 22/11/2015, 09:00 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Anggaran DPRD DKI, Sabtu (20/11/2015), menunda rapat dengan Tim Anggaran Pendapatan Daerah (TAPD) karena ada perbedaan jumlah anggaran di Dinas Pariwisata DKI.

Perbedaan tersebut diketahui akibat pemotongan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam rapat internal Gubernur dan SKPD.

Mengomentari hal tersebut, Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana menilai hal itu sebuah pelanggaran. Sebab, rancangan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 sudah diserahkan kepada Banggar.

"Seharusnya KUA-PPAS yang sudah diserahkan ke Banggar menjadi kewenangan bersama Banggar dan TAPD untuk perubahannya," ujar Triwisaksana ketika dihubungi, Minggu (22/11/2015).

Pada awalnya, rancangan KUA-PPAS yang telah dibuat eksekutif diserahkan kepada Banggar melalui sebuah MoU. Setelah itu, Banggar dan TAPD akan bersama-sama membahas isi KUA-PPAS tersebut.

Dalam pembahasan, Banggar dan TAPD bisa memotong anggaran bahkan menambahkannya. Banggar merupakan perwakilan DPRD dan TAPD merupakan perwakilan eksekutif meliput sekretaris daerah serta jajaran SKPD.

KUA-PPAS yang selesai dibahas Banggar dan DPRD akan menjadi KUA-PPA.

Triwisaksana mengatakan, Ahok tidak bisa asal memotong anggaran di luar forum Banggar. Jika seperti itu, isi KUA-PPAS menjadi berbeda dari saat penyerahan awal.

"Ahok tidak bisa sepihak mengganti, memotong, atau menambah anggaran tanpa persetujuan bersama," ujar Triwisaksana.

Ahok sebelumnya membeberkan pemborosan anggaran di Disparbud DKI Jakarta. Ia pun memanggil Disparbud DKI pada Rabu lalu. Ahok mengatakan, rancangan anggaran Disparbud DKI di KUA-PPAS 2016 mencapai Rp 300 miliar.

Namun, Ahok memangkas rancangan anggarannya dengan menghapus penyelenggaraan acara dan festival kebudayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com