Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembiayaan Audit Independen Ketua DPRD DKI Dipertanyakan

Kompas.com - 29/11/2015, 19:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Audit independen yang dilakukan Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi atas Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 dinilai patut dipertanyakan motifnya.

"(Audit independen) itu inisiatif Ketua DPRD atau ada anggaran dari dewan (DPRD)? Apakah ini inisiatif Ketua DPRD atau diketahui seluruh pimpinan? Kalau inisiatif sendiri, perlu ditanyakan lebih lanjut," kata Peneliti Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam dalam diskusi di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Kalibata, Minggu (29/11/2015).

Prasetio sebelumnya mengaku menyewa auditor independen untuk mengaudit anggaran. Ia juga mengklaim menemukan anggaran hingga Rp 1,88 triliun tanpa nomenklatur. (Baca: Ketua DPRD Sebut Auditor Independen Temukan Rp 1,8 Triliun Anggaran Siluman di DKI)

Menurut Peneliti ICW Abdullah Dahlan, akan menjadi masalah jika audit independen yang dilakukan Prasetio tersebut menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI.

Pasalnya, lanjut dia, auditor yang kredibel sedianya hanya berasal dari tiga lembaga, yakni Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Inspektorat DKI.

"Hal ini bisa menjadi persoalan secara lembaga," sambung Abdullah.

Direktur Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Apung Widadi juga mempertanyakan siapa auditor yang disewa Prasetio.

"DPRD seolah-seolah tidak berkepentingan, padahal ada (kepentingan). Dulu (Pemerintah) Provinsi (DKI Jakarta) mencoret (anggaran), sekarang legislatif yang mencoret (anggaran)," kata Apung. (Baca: Kata Ahok, PNS DKI Puluhan Tahun Terbiasa Susun Anggaran yang "Beres")

Direktur Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia, Syamsudin mengatakan, DPRD sedianya hanya memiliki tenaga ahli dan pakar yang pembiayaannya dialokasikan dalam anggaran Sekretariat Dewan (Sekwan).

Hal ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Berdasarkan Pasal 34 dalam PP tersebut, setiap fraksi di DPRD dibantu satu tenaga ahli. Kemudian dalam Pasal 117 ayat 1 disebutkan bahwa pembentukan tim pakar dan ahli dilakukan dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenang DPRD.

Ia pun menduga auditor independen yang dilibatkan Prasetio adalah tenaga ahli yang dimilikinya.

"Di DPRD itu dikenal tim ahli dan tenaga ahli. Mungkin yang dimaksud Ketua DPRD itu tim ahli, tapi tidak boleh menjudge (tim ahli) itu auditor independen. Ketua DPRD itu hanya sebagai juru bicara atas apa yang dihasilkan DPRD dan memimpin rapat DPRD," kata Syamsudin.

Menurut Prasetio, dari total Rp 1,88 triliun anggaran tanpa nomenklatur, anggaran terbesar terdapat di Dinas Pendidikan.

Ia juga menyebutkan hanya Rp 194 miliar dana yang memiliki nama kegiatan. Selebihnya, yakni sekitar Rp 1,39 triliun, dana di Dinas Pendidikan tanpa ada nomenklaturnya. (Baca: Ini Anggaran Siluman yang Ditemukan DPRD DKI)

Anggaran tanpa nomenklatur juga ditemukan di Suku Dinas Pendidikan II Jakarta Timur sebesar Rp 550 juta, Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu Rp 92,5 juta, Unit Penyelenggaran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah Rp 400 miliar, Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar Rp 2,26 miliar, dan Dinas Perhubungan dan Transportasi Rp 68,59 miliar. 

Selanjutnya, Unit Pengelola ERP Rp 2 miliar, Unit Pengelola Kereta Api Ringan Rp 1,78 miliar, Badan Promosi dan Penanaman Modal Rp 5,71 miliar, Unit Pengelola Gelanggang Remaja Jakarta Timur Rp 1,90 miliar, dan Biro Perekonomian Rp 1,08 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com