Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Orangtua Mengangkat Amanda Usai Tersetrum di STC Dipertanyakan

Kompas.com - 08/12/2015, 16:38 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam persidangan kasus Amanda Dwi Nugroho, anak yang tewas setelah tersetrum di Senayan Trade Center, orangtua sempat diberi pertanyaan seputar penyakit Amanda. Salah satu yang bertanya ada Farida, pengacara terdakwa kasus tersebut, yaitu Dani.

"Saudara saksi apakah Amanda memiliki penyakit?" ujar Farida kepada ayah Amanda, Siswono Nugroho, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Selasa (8/12/2015).

Siswono menjawab bahwa Amanda memiliki penyakit asma. Namun, asma yang diderita Amanda tergolong ringan dan sudah lama tidak kambuh. Siswono mengatakan bahwa pada hari Amanda meninggal, Amanda dalam keadaan sehat.

Kemudian, Farida kembali bertanya. Saat Siswono menggendong Amanda untuk dibawa ke rumah sakit, Siswono menggendong dengan posisi kepala Amanda diletakkan di belakang badan dan posisi terbalik, sedangkan kakinya menjuntai ke bagian depan.

Farida menyebutnya seperti model menggantung handuk ketika orang ingin mandi.

"Kenapa bapak menggendong anak seperti handuk?" ujar Farida. (Baca: "Kakak Sekarang Ada di Surga...")

Farida seolah menduga posisi gendong itu memengaruhi kondisi Amanda saat itu. Dengan latar belakang penyakit asma, Amanda bisa sesak jika digendong seperti itu. Siswono menjelaskan bahwa dia melakukan itu karena masalah teknis.

"Kalau saya gendongnya enggak begitu, tubuh anak saya enggak muat dengan eskalatornya. Sementara saya maunya cepat," ujar Siswono.

Selain kepada Siswono, pertanyaan seputar penyakit asma Amanda juga ditanyakan kepada ibu Amanda, Eveline. Kali ini yang bertanya adalah Hakim Ketua Ian Panopo. Ian bertanya soal separah apa penyakit Amanda.

"Apakah pada hari itu ibu membawa alat atau obat jika asmanya kambuh?" ujar Ian. (Baca: Anak yang Tewas Tersetrum di STC Sempat Dikira Kesurupan)

Menurut Eveline, dia tidak pernah membawa alat pengobat asma Amanda. Sebab, penyakit anaknya memang tidak sering kambuh sehingga dia berpikir tidak perlu untuk membawa alat itu.

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan tersangka. Diketahui, tersangka dari kasus itu yaitu D, kepala teknisi kelistrikan dari pusat belanja tersebut. (Baca: Orangtua Anak Tersetrum di STC Sebut Satpam Tak Memperingati Tanda Bahaya)

Menurut penyidik, D terbukti lalai karena membiarkan aliran listrik berada di tempat yang tidak seharusnya. Kini status D sudah menjadi terdakwa karena sidang dakwaan sudah digelar pada minggu lalu.

Amanda tewas tersengat listrik di pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat pada 10 November 2014 lalu. Saat tersengat listrik, gadis cilik itu tidak mengenakan alas kaki. Setelah ia tersungkur, orangtuanya baru menyadarinya dan membawanya ke rumah sakit. Namun, nyawa Amanda tak tertolong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com