JAKARTA, KOMPAS.com - Saat didaulat untuk memberi penghargaan kepada Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI, Pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana sempat mencurahkan perasaannya kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Jaya mempertanyakan perihal pembongkaran pemukiman kumuh yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Selasa (12/1/2016) pagi ini.
"Saya mendapat SMS, warga Bukit Duri sedang menghadapi pemindahan. Kemudian ada seorang di sana, bukan warga tapi anggota LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Pak Gub," kata Jaya kepada Basuki, di Balai Agung, Balai Kota.
"Saat berdialog, anggota LBH ini dipukuli oleh petugas Pemda DKI. Pak Gub, kami melapor ke anda meyakini anda tidak akan sewenang-wenang terhadap warga," kata Jaya lagi.
Mendengar itu, Basuki hanya tersenyum. Seusai acara tersebut, Basuki mengaku tidak ingin menyakiti warga.
Dari 97 Kepala Keluarga (KK) yang dibongkar rumahnya, lanjut dia, 96 KK di antaranya sudah mengambil kunci unit rumah susun (Rusun) Cipinang Besar Selatan (Cibesel) dan Pulogebang.
"Kalau ada kekerasan di lapangan, ya usut saja itu aparat yang mana (yang melakukan kekerasan). Kamu juga nantang (aparat) kan? Saya juga enggak tahu; aparat itu kan ada polisi, Satpol PP, tentara," kata Basuki.
Sejumlah bangunan yang terletak di Jalan Kampung Melayu Kecil 1 akan dibongkar pada Selasa pagi ini. Rumah-rumah yang dibongkar terletak di RT 11, 12, dan 15 RW 10, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.
Sempat terjadi adu mulut antara pihak kepolisian dan anggota dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta dan pihak Pemprov DKI Jakarta.
Sempat terjadi tindakan represif terhadap salah satu anggota LBH Jakarta, yakni Alldo Fellix Januardy. Dia mengalami luka di bagian wajah dan dagunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.