Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Muhammad Iqbal menyebut, polisi kesulitan dalam mengumpulkan informasi soal ledakan tersebut.
"Kalau terjadi hal yang janggal, masyarakat seharusnya tidak mendekat," kata Muhammad Iqbal dalam diskusi yang digelar di kantor Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), di Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (24/1/2016).
Dia mengatakan bahwa konsentrasi polisi terpecah antara menggali informasi, tetapi juga harus menghalau masa.
Sebelum informasi bisa dikumpulkan, dua orang pelaku teror sudah terlebih dahulu menembaki polisi.
Ratusan orang yang berkumpul di lokasi pun spontan kocar-kacir. Seorang office boy bernama Rais Karna tertembak di kepala, dan tewas beberapa hari setelahnya.
Menurut dia, dalam kasus tersebut, masyarakat seharusnya tidak mendekati lokasi kejadian atas dasar penasaran. Masyarakat seharusnya mempercayakan segala informasi ke petugas.
Ia memastikan bahwa polisi akan segera menyebarkan informasi yang akurat ke masyarakat melalui media.
"Media sangat kami butuhkan, dalam kejadian kemarin setelah informasi kita kumpulkan, saya langsung cari media," ujarnya.
Wakil Ketua Bidang Pengaduan Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo, dalam kesempatan yang sama, mengatakan, bisa jadi Aiptu Denny Maiheu, akan terhindar dari timah panas yang ditembakan pelaku bernama Muhammad Ali, bila tidak ada kerumunan masyarakat.
"Kalau tidak ada masyarakat, pelaku tidak akan bisa menyelinap, Polisi pasti bisa mengenali," ujarnya. (Nurmulia Rekso Purnomo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.