Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Celetukan Lulung di Tengah "Curhatan" Warga Kalijodo di DPRD DKI

Kompas.com - 19/02/2016, 15:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perwakilan warga Kalijodo menumpahkan kegundahannya kepada Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik dan Abraham "Lulung" Lunggana di Gedung DPRD Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Mereka mengaku merasa terancam karena rumah yang mereka tempati sejak puluhan tahun itu segera dibongkar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Salah satu warga, Lusi, mengaku terintimidasi karena setiap hari aparat bersenjata menjaga kawasan Kalijodo. (Baca: Lihat Rusun Pulogebang, Warga Kalijodo Masih Berat Hati Pindah)

Terlebih lagi, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) belum juga melakukan sosialisasi dan pendekatan terhadap warga.

"Kami warga selama ini sudah merasa seperti PKI yang ditindas karena polisi dan wartawan terus datang," kata Lusi saat pertemuan dengan pimpinan DPRD di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat. 

Akibat penertiban ini, kata dia, anaknya takut masuk sekolah. Anak Lusi takut mendapati rumahnya sudah digusur begitu ia pulang sekolah.

Atas dasar itu, Lusi berharap Pemprov DKI Jakarta memikirkan solusi yang baik bagi warga korban penggusuran.

Sesi curhat warga Kalijodo ini berlangsung cair. Saat Lusi berbicara, tiba-tiba mikrofon yang digunakannya tak berfungsi.

Lulung yang ikut dalam pertemuan dengan warga itu kemudian nyeletuk. "Kalau sudah ngomongin Ahok begini nih, pada takut semua," celetuk Lulung mencairkan suasana.

Lusi pun meminta Pemprov DKI Jakarta memberi tenggat waktu kepada warga Kalijodo hingga beberapa tahun.

Namun, ia tetap tidak menginginkan rumahnya dibongkar. Sementara itu, Ketua RW 04, Dasro, menegaskan, masyarakat akan bertahan dari rencana penggusuran Kalijodo.

Menurut dia, warga sudah menetap di kawasan Kalijodo sejak tahun 1956 lalu. (Baca: Warga Kalijodo: Tolong, Masjid Kami Jangan Dibongkar...).

"Keputusannya saya serahkan kembali ke warga, tetapi warga tetap akan bertahan," kata Dasro.

Perwakilan warga lainnya, Murni, mengaku memiliki usaha warung nasi di sana. Murni mengaku tidak memperoleh pemasukan dari warungnya setelah rencana pembongkaran Kalijodo mencuat.

"Kami mau makan apa sekarang? Kami punya anak dan sudah tidak ada perputaran uang. Tolong Pak Ahok lihat kami sebagai warga karena ada permasalahan sedikit kok jadi kami yang dikorbankan," kata Murni.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, Pemprov DKI Jakarta harus menginventarisasi administrasi perumahan warga. (Baca: Lulung Takut ke Kalijodo).

Sebab, menurut dia, tak sedikit warga yang memiliki sertifikat hak milik (SHM). "Nanti saya sama Pak Haji Lulung minta supaya Komisi A melihat, berapa banyak warga Jakarta yang mesti diinventarisasi," kata Taufik.

Kompas TV Sejumlah PSK Mulai Tinggalkan Kalijodo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com